FINANCE

Perekonomian Daerah Q3-2021: Bali Menyusut, Papua Melaju

PPKM Darurat ditengarai berdampak pada ekonomi wilayah.

Perekonomian Daerah Q3-2021: Bali Menyusut, Papua MelajuANTARA FOTO/Fikri Yusuf/foc.
10 November 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Perekonomian nasional pada kuartal ketiga tahun ini tumbuh positif meski melambat dibandingkan kuartal sebelumnya. Lalu, bagaimana dengan kinerja ekonomi daerah atau produk domestik regional bruto (PDRB)?

Sebagaimana terlihat pada data Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian Indonesia pada Juli–September tahun ini tumbuh 3,51 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Itu artinya ada perlambatan ketimbang capaian 7,07 persen pada kuartal kedua 2021.

Di tengah ketertinggalan itu, terdapat sejumlah provinsi yang berhasil tumbuh tinggi secara tahunan di atas rata-rata nasional, yakni Papua (14,54 persen), Maluku Utara (11,41 persen), dan Sulawesi Tengah (10,21 persen).

Sebaliknya, kinerja beberapa provinsi lain bahkan minus atau di bawah rata-rata nasional. Perekonomian Bali, misalnya, terkontraksi 2,91 persen serta terendah dari 34 provinsi. Begitu pula ekonomi Papua Barat yang terkoreksi 1,76 persen. Sedangkan, DI Yogyakarta hanya tumbuh 2,3 persen.

Papua bertumpu pertambangan

Berdasarkan data BPS Papua, perekonomian wilayah ini tumbuh dua digit terutama berkat sektor pertambangan dan penggalian yang melaju 37,56 persen yoy pada periode sama. Sektor usaha ini memiliki kontribusi lebih dari sepertiga ekonomi Papua.

Selanjutnya, pertumbuhan juga disumbang sektor usaha, seperti perdagangan besar eceran dan reparasi mobil sepeda (9,30 persen), pengadaan listrik dan gas (9,29 persen), dan real estate (7,04 persen).

Ditilik dari kelompok pengeluaran, perekonomian Papua terutama tumbuh seiring ekspor yang melejit 149,86 persen, impor yang tumbuh 117,49 persen. Setelahnya, bertumpu dari pembentukan modal tetap bruto (PMTB) (43,55 persen), konsumsi lembaga nonprofit (7,44 persen), dan konsumsi rumah tangga (1,39 persen).

Pariwisata Bali terdampak

Bagaimana dengan ekonomi Bali yang jatuh minus di saat lainnya positif? Padahal, pada kuartal kedua 2021 mereka masih sanggup tumbuh 2,88 persen.

Bali mengandalkan pariwisata. Berdasarkan data BPS setempat, sumbangan sektor penyediaan akomodasi makanan minuman pada kuartal ketiga 2021 mencapai 16,13 persen. Sayangnya, sektor itu justru minus 8,47 persen.

Menurut data yang sama, sektor lainnya yang terkoreksi adalah transportasi pergudangan (minus 16,03 persen), jasa perusahaan (7,53 persen), dan industri pengolahan 7,27 persen. Pertanian yang menjadi tulang punggung kedua PDRB wilayah ini juga minus 0,18 persen.

Berdasarkan kelompok pengeluarannya, konsumsi rumah tangga yang menyumbang lebih dari setengah PDRB juga minus 1,09 persen. Hal yang sama berlaku pada impor luar negeri yang terkoreksi 52,02 persen.

Related Topics