Dalam periode tersebut, pasar properti akan melalui beberapa fase secara periodik dan terbagi menjadi beberapa tahapan. Setiap fase memiliki ciri khas masing-masing.
Berikut empat fase dalam siklus properti 18 tahun yang penting untuk dipahami.
1. Recovery phase
Di akhir resesi, pasar properti akan masuk ke recovery phase atau fase pemulihan. Dalam memahami siklus 18 tahun properti, fase ini dimulai saat sewa dan arus kas naik.
Fase ini biasanya dimanfaatkan investor untuk masuk ke dalam pasar untuk mendapatkan imbal hasil menguntungkan. Di saat pasar ramai, harga akan naik secara bertahap dari kota besar dan area populer kemudian menyebar.
Secara periode, fase ini diperhitungkan terjadi selama tujuh tahun.
2. Explosive phase
Setelah tujuh tahun, pasar akan mengalami sedikit penurunan di pertengahan siklus untuk mempersiapkan diri memasuki explosive phase atau fase eksplosif.
Pada tahap ini, harga properti akan mulai meningkat jauh lebih cepat dan mendorong media menulis informasi pasar sedang naik secara progresif. Spekulasi harga akan terus naik menjadi pemicu kenaikan harga lebih jauh lagi.
3. Winner’s curse phase
Ketika memahami siklus 18 tahun properti, Anda akan berhadapan dengan istilah winner’s curse phase. Fase ini digambarkan menjadi waktu terburuk untuk membeli properti.
Istilah tersebut dipakai untuk menandai investor yang membeli properti di harga tertinggi dan merugi karena penurunan harga saat resesi. Penurunan harga membutuhkan waktu lama untuk pulih.
Selama siklus berlangsung, pasar properti berada di posisi puncaknya. Fase tersebut biasanya terjadi pada tahun terakhir fase eksplosif.
4. Recession phase
Sekitar empat tahun terakhir selama siklus berlangsung, terjadi fase resesi dengan mengoreksi harga yang telah melonjak. Karena pasar digerakkan sentimen dan spekulasi pada tahun paling bergejolak, harga akan terdorong untuk turun lebih jauh.
Fase ini juga menjadi tahap persiapan pasar untuk memasuki siklus berikutnya.