Jakarta, FORTUNE - Latte factor adalah istilah populer dalam dunia keuangan pribadi yang mengacu pada pengeluaran kecil sehari-hari yang sering kali tidak disadari, tetapi bisa berdampak besar jika diakumulasikan dalam jangka panjang.
Konsep ini diperkenalkan oleh David Bach dalam bukunya The Automatic Millionaire. Ide utamanya adalah bahwa pengeluaran kecil seperti membeli kopi latte setiap hari, makanan ringan, atau langganan yang jarang digunakan bisa menjadi hambatan besar dalam mencapai tujuan finansial.
Latte factor ini sering kali dialami sebagian besar milenial dan Gen Z, sebab era digital telah menghadirkan banyak kemudahan. Ingin menikmati kopi? Tinggal pesan lewat aplikasi. Butuh pakaian dengan model terbaru? Cukup belanja di marketplace.
Bahkan untuk bepergian, transportasi online membuat segalanya lebih praktis. Semua hal kini bisa dilakukan hanya dengan menggunakan smartphone. Namun, kemajuan teknologi ini juga bisa membuat seseoran terjebak dalam fenomena latte factor. Lalu bagaimana menghindarinya? Merangkum berbagai sumber, berikut ini seluk-beluk mengenai latte factor. Dengan mengenali dan mengurangi kebiasaan ini, Anda bisa mengelola keuangan lebih baik dan mencapai tujuan finansial yang lebih besar.