Jakarta, FORTUNE – Perkembangan teknologi digital yang semakin pesat, tidak hanya mendatangkan sejumlah manfaat, tetapi juga membuka celah kejahatan di media sosial maupun aplikasi kencan, seperti yang tengah marak, yakni love scamming.
Love scamming, atau penipuan cinta, adalah bentuk penipuan di mana pelaku memanipulasi korban melalui hubungan romantis palsu untuk mendapatkan keuntungan finansial atau pribadi. Pelaku biasanya menggunakan identitas palsu di platform kencan online atau media sosial untuk mendekati korban.
Pelaku umumnya menciptakan profil menarik dan menargetkan individu yang rentan atau yang mencari hubungan serius. Penipuan ini bisa berlangsung selama beberapa minggu, bulan, atau bahkan bertahun-tahun sebelum pelaku meminta uang atau bantuan lainnya.
Dampak love scamming sangat merusak, baik secara emosional maupun finansial. Korban sering kali merasa malu, bersalah, dan mengalami trauma psikologis karena telah ditipu oleh seseorang yang mereka percayai.
Selain kehilangan uang dalam jumlah besar, mereka juga harus menghadapi rasa kehilangan dan pengkhianatan. Proses pemulihan dari pengalaman ini bisa memakan waktu lama dan membutuhkan dukungan emosional yang kuat. Berikut ciri-ciri dan cara menghindari love scamming.