Jakarta, FORTUNE- Perekonomian Indonesia harus tetap mewaspadai pemburukan ekonomi global pada 2023 meski kini memasuki proses pemulihan pasca pandemi Covid-19. Dana Moneter Internasional (IMF) bahkan telah memangkas proyeksi atau outlook pertumbuhan ekonomi global tahun depan menjadi 2,7 persen dari sebelumnya yang 2,9 persen.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar dalam pembukaan Capital Market Summit & Expo 2022 secara virtual, Kamis (13/10). Dia meyakini kondisi perekonomian Indonesia telah sepenuhnya pulih dari pandemi, namun tetap harus mewaspadai gejolak global.
“Sejak kuartal II-2022, ekonomi Indonesia sudah pulih PDB ke tingkat pra pandemi. Namun, di lain pihak kondisi global menunjukkan situasi yang nampaknya akan terus memburuk,” kata Mahendra.
Dia menambahkan stabilitas sistem keuangan masih terjaga dengan indikator perbankan dan pasar modal yang kuat. Sebagai gambaran, kinerja IHSG relatif lebih baik dibandingkan dengan negara kawasan di tengah koreksi signifikan pasar keuangan global.
Hingga 30 September 2022, IHSG terkoreksi 1,92 persen month-to-date ke level 7.040,80 dengan nonresiden mencatatkan inflow Rp3,055 triliun. Secara year-to-date, IHSG tercatat menguat 6,98 persen dengan non-resident membukukan net buy Rp69,47 triliun.
Sedangkan fungsi intermediasi perbankan masih tetap tumbuh kuat dengan penyaluran kredit perbankan pada Agustus 2022 tumbuh relatif stabil 10,62 persen secara year on year (yoy). Utamanya ditopang oleh kredit jenis modal kerja yang tumbuh 12,19 persen (yoy).