Dilansir laman resmi BCA, pelaku penipuan sering menyamar sebagai Customer Service atau Marketing Bank tertentu dan menawarkan "pembebasan iuran tahunan" kartu kredit. Biasanya pemegang kartu kredit akan dihubungi melalui telepon oleh pelaku yang berpura-pura menjadi petugas bank.
Pelaku kemudian memberitahukan bahwa pemegang kartu kredit berhak mendapatkan pembebasan biaya iuran tahunan. Namun, sebelum itu, korban harus melakukan verifikasi data terlebih dahulu.
Verifikasi ini mencakup permintaan informasi kartu kredit seperti nomor kartu, tanggal kedaluwarsa, dan kode CVV. Padahal data tersebut seharusnya tidak boleh dibagikan kepada siapa pun.
Meminta kode OTP
Pelaku juga akan meminta korban untuk memberikan kode OTP (One Time Password). Biasanya kode OTP dikirimkan oleh bank melalui SMS ke ponsel pemegang kartu kredit sebagai proses verifikasi transaksi.
Dalam beberapa kasus, pelaku bahkan mengirimkan sebuah link yang mengarahkan korban ke halaman yang terlihat seperti situs resmi bank. Korban juga diminta untuk mengisi data kartu kredit secara lengkap.
Setelah data tersebut dimasukkan, data pribadi yang diberikan tadi akan langsung didapatkan pelaku. Pelaku pun bisa segera menyalahgunakannya untuk transaksi ilegal.
Modus ini sangat efektif karena pelaku menggunakan teknik social engineering atau manipulasi psikologis, memanfaatkan kepercayaan dan rasa senang korban terhadap tawaran bebas biaya iuran tahunan. Pelaku juga memanfaatkan ketidaktahuan korban tentang kebijakan bank terkait pembagian data pribadi.