Jakarta, FORTUNE — Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK, Ogi Prastomiyono menyebut masih banyak warga di Indonesia yang tidak memiliki dana persiapan pensiun.
Hal itu tercermin dari tingkat replacement ratio atau rasio penggantian pendapatan pensiun di Indonesia hanya berkisar 15 persen. Padahal, standar dari Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) mencatat angka penggantian pendapatan yang dianggap cukup adalah 40 persen.
“Sebagian besar masyarakat Indonesia belum memiliki jaminan pendapatan yang memadai setelah usia pensiun," ujar Ogi pada acara Indonesia Pension Fund Summit (IPFS) di Jakarta, (23/10).
Di sisi lain, Global Asia Insurance Partnership Guide juga mengungkapkan bahwa masyarakat Indonesia masih menghadapi ancaman kesenjangan perlindungan sosial yang disebabkan oleh bencana alam, kejahatan siber, moralitas, hingga kesehatan yang menurun saat tua.
