Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
ilustrasi pensiun (freepik.com/life
ilustrasi pensiun (freepik.com/life

Intinya sih...

  • Banyak warga Indonesia tidak memiliki dana pensiun, dengan replacement ratio hanya 15 persen dari standar ILO yang seharusnya 40 persen.

  • Aset dana pensiun RI naik 8% menjadi Rp1.593 triliun, dengan program pensiun wajib sebesar Rp1.200,62 triliun dan program sukarela Rp392,56 triliun.

  • Reformasi sistem pensiun Indonesia menuju sistem inklusif, terdigitalisasi, dan berkelanjutan untuk menjawab tantangan transisi demografi, rendahnya kepesertaan, dan penarikan dini pada program Jaminan Hari Tua.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE — Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK, Ogi Prastomiyono menyebut masih banyak warga di Indonesia yang tidak memiliki dana persiapan pensiun. 

Hal itu tercermin dari tingkat replacement ratio atau rasio penggantian pendapatan pensiun di Indonesia hanya berkisar 15 persen. Padahal, standar dari Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) mencatat angka penggantian pendapatan yang dianggap cukup adalah 40 persen.

“Sebagian besar masyarakat Indonesia belum memiliki jaminan pendapatan yang memadai setelah usia pensiun," ujar Ogi pada acara Indonesia Pension Fund Summit (IPFS) di Jakarta, (23/10).

Di sisi lain, Global Asia Insurance Partnership Guide juga mengungkapkan bahwa masyarakat Indonesia masih menghadapi ancaman kesenjangan perlindungan sosial yang disebabkan oleh bencana alam, kejahatan siber, moralitas, hingga kesehatan yang menurun saat tua.

Aset dana pensiun RI naik 8% capai Rp1.593 triliun

ilustrasi rencana pensiun (freepik.com/rawpixel.com)

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar juga menyampaikan bahwa OJK terus menjaga stabilitas sektor jasa keuangan melalui pengawasan dan pendalaman pasar dana pensiun.

“Kinerja intermediasi terus dioptimalkan untuk mendukung pembiayaan sektor prioritas, termasuk UMKM dan proyek-proyek berkelanjutan agar kontribusi sektor jasa keuangan semakin nyata. Industri dana pensiun memiliki peran strategis menopang ketahanan ekonomi nasional dan memastikan kesejahteraan masyarakat di masa tua,” kata Mahendra.

Hingga Agustus 2025, aset dana pensiun mencapai Rp1.593 triliun atau tumbuh 8,72 persen (yoy), dengan program pensiun wajib sebesar Rp1.200,62 triliun, program sukarela Rp392,56 triliun, dan total peserta 29,09 juta orang. 

Sementara itu, Ihda Muktiyanto selaku Direktur Pengembangan Dana Pensiun, Asuransi, dan Aktuaria, Kementerian Keuangan, menegaskan urgensi reformasi sistem pensiun Indonesia menuju sistem yang inklusif, terdigitalisasi, dan berkelanjutan. 

Hal ini untuk menjawab tiga tantangan utama, yakni transisi demografi menuju aging population, rendahnya angka kepesertaan, dan penarikan dini pada program Jaminan Hari Tua yang menghambat akumulasi dana jangka panjang.

Reformasi sistemik melalui UU P2SK juga dirancang untuk menjawab tantangan tersebut melalui tiga langkah strategis yakni memperluas cakupan kepesertaan, memperkuat tata kelola investasi, serta mengharmonisasikan program pensiun.

Editorial Team