Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
gedung OCBC Tower (ocbc.id)
gedung OCBC Tower (ocbc.id)

Intinya sih...

  • PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC) menyalurkan pembiayaan berkelanjutan senilai Rp37,85 triliun hingga 2024, tumbuh sebesar 17 persen year-on-year (YoY).

  • 42 persen dari nilai tersebut didistribusikan melalui inisiaitif Green Financing dan Sustainability-linked Loan (SLL), membuka peluang pembiayaan berkelanjutan bagi seluruh sektor industri.

  • OCBC mengimplementasikan inisiatif circular fashion yang memadukan inovasi lingkungan, pemberdayaan UMKM, dan kesadaran gaya hidup berkelanjutan melalui kolaborasi dengan desainer mode Adrie Basuki serta mitra sosial.

Jakarta,FORTUNE -- PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC) telah menyalurkan pembiayaan berkelanjutan senilai Rp37,85 triliun hingga 2024, tumbuh sebesar 17 persen year-on-year (YoY).

Direktur OCBC, Heriyanto mengungkapkan, ini menjadi bagian strategi keberlanjutan secara menyeluruh dari hulu ke hilir. Mulai dari operasional bisnis, penyaluran solusi pembiayaan berkelanjutan, hingga program CSR yang terintegrasi dengan prinsip ekonomi dan fesyen sirkular.

“Bagi kami, keberlanjutan bukan hanya tanggung jawab moral, tapi merupakan fondasi penting dalam membangun ketahanan bisnis jangka panjang. Dari efisiensi operasional gedung hingga skema pembiayaan, semua dirancang untuk mendorong transformasi menuju praktik yang lebih bertanggung jawab," kata Heriyanto di Jakarta, Kamis (24/7).

Ini sektor yang disasar OCBC untuk Green Financing

Sejumlah pegawai OCBC saat melayani pelanggan di Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Dari nilai tersebut, lanjur Heriyanto 42 persen di antaranya didistribusikan melalui inisiaitif Green Financing dan Sustainability-linked Loan (SLL)  yang ditawarkan Bank.

Lewat skema pembiayaan SLL, OCBC membuka peluang pembiayaan berkelanjutan bagi seluruh sektor industri, tidak hanya spesifik pada sektor tertentu, selama debitur memiliki Key Performance Indicator (KPI) keberlanjutan yang ambisius dan relevan.

Hingga saat ini, OCBC telah menyalurkan SLL untuk berbagai sektor diantaranya sektor kelapa sawit, forestry, chemical manufacturing, real estate; termasuk juga SLL dengan KPI yang menyasar dampak sosial. 

Terlepas dari SLL, OCBC juga menyalurkan pembiayaan hijau untuk berbagai sektor termasuk untuk membiayai energi terbarukan, pengelolaan Sumber Daya Alam berkelanjutan, pengelolaan limbah, serta bangunan hijau (green building) dan green mortgage, dan lain-lain.

OCBC dorong circular fashion dan UMKM lokal

Paparan Kinerja OCBC. (IDN Times/Triyan).

Mengukuhkan komitmennya dalam membangun masa depan berkelanjutan, OCBC mengimplementasikan inisiatif circular fashion yang memadukan inovasi lingkungan, pemberdayaan UMKM, dan kesadaran gaya hidup berkelanjutan.

Melalui kolaborasi bersama desainer mode berkelanjutan Adrie Basuki serta mitra sosial seperti Precious One (bagian dari Yayasan Karya Insan Sejahtera yang berfokus pada pemberdayaan), Rappo, dan XS Project, OCBC mengubah seragam batik bekas pakai karyawan menjadi koleksi fesyen bernilai guna.

“Circular fashion adalah contoh bagaimana pendekatan kreatif bisa membawa dampak nyata dan inklusif. Kolaborasi ini menjadi cara kami menghubungkan komunitas kreatif termasuk UMKM dan isu lingkungan ke dalam satu gerakan yang inspiratif dan berkelanjutan,” ungkap Aleta Hanafi, Brand & Communication Division Head OCBC.

Koleksi kolaborasi dengan Adrie Basuki dan UMKM menampilkan desain kontemporer yang menggunakan bahan daur ulang dari seragam batik OCBC. Kain bekas diolah menjadi aksesori dan busana dengan pendekatan mode ramah lingkungan seperti tote bag, laptop sleeve, notebook, vest, cable hugger, pouch, key cover, bandana, dan pencil topper. Kolaborasi ini juga menjadi ruang pertumbuhan bagi UMKM binaan OCBC dalam bidang kreatif, tekstil, dan daur ulang.

Program ini bukan sekadar pengelolaan limbah tekstil, melainkan bagian dari strategi keberlanjutan menyeluruh OCBC. Produk-produk hasil daur ulang dijual melalui Gerobak CSR, dan seluruh hasilnya digunakan untuk penanaman mangrove di berbagai wilayah Indonesia, dari pesisir Bangka Belitung hingga Sulawesi Selatan.

Editorial Team