Jakarta, FORTUNE - Pemerintah mengurangi target penerbitan Surat Berharga Negara atau SBN (Neto) dalam APBN Perubahan 2022 dari Rp991 triliun menjadi Rp961 triliun dari sebelumnya Rp991 triliun. Keputusan itu ditetapkan melalui Perpres nomor 98 Tahun 2022 tentang Rincian Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2022.
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) mengatakan, kondisi pasar domestik masih dibayangi kehati-hatian mengantisipasi tingginya tingkat inflasi global dan kemungkinan terjadinya resesi di Amerika Serikat.
Selain itu, kebijakan bank sentral lebih lanjut dalam mengendalikan inflasi dan menjaga pertumbuhan ekonomi juga masih menjadi fokus utama investor dalam menempatkan dananya di instrumen obligasi negara.
Meski demikian, minat investor terhadap lelang Surat Utang Negara (SUN) terlihat masih positif, salah satunya tercermin dari tingginya dana yang terkumpul dari lelang tujuh seri Surat Utang Negara (SUN) kemarin (5/7).
Tujuh SUN tersebut yakni, seri SPN03221005 (new issuance), SPN12230330 (reopening), FR0090 (reopening), FR0091 (reopening), FR0093 (reopening), FR0092 (reopening) dan FR0089 (reopening) melalui sistem lelang Bank Indonesia.
Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kementerian Keuangan Deni Ridwan mencatat total penawaran yang masuk mencapai Rp25,98 triliun. Sementara total nominal yang dimenangkan dari tujuh seri yang ditawarkan tersebut adalah Rp13,8 triliun.
"Respons positif investor tercermin dari bids yang masuk pada lelang hari ini sebesar Rp25,98 triliun yang secara bid to cover ratio meningkat menjadi 1,88 kali dibanding sebelumnya 1,86 kali," ujar Deni dalam keterangan resminya, dikutip Rabu (7/6).