Jakarta, FORTUNE - Pemerintah melalui Kementerian Keuangan kembali mengingatkan industri perbankan yang lebih banyak menyimpan dana pada surat berharga negara (SBN) alih-alih menyalurkan kredit demi mendukung pemulihan ekonomi. Tren pembelian SBN oleh perbankan memang masih terus meningkat sampai saat ini.
Dalam acara Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Virtual Innovation Day 2021, Senin (11/10), Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan sebagian besar obligasi atau surat utang pemerintah saat ini banyak dikoleksi oleh perbankan. Namun, dia tak menyebutkan secara terperinci berapa besar porsi kepemilikan bank di SBN.
Suahasil memahami langkah perbankan menempatkan dananya di SBN ini merupakan salah satu mekanisme untuk bertahan dari dampak pandemi Covid-19. Namun, pemerintah berharap bank segera melaksanakan fungsi intermediasinya terutama dalam menyalurkan kredit bagi usaha masyarakat.
“Kami percaya bahwa (perbankan kembali menyalurkan kredit) ini akan terjadi ketika ekonomi mulai pulih,” kata Suahasil.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada pertengahan Agustus juga mengakui bahwa perbankan saat ini lebih banyak mengoleksi obligasi negara ketimbang menyalurkan pembiayaan
Berdasarkan catatannya, kepemilikan perbankan di SBN naik menjadi 25 persen dari sebelumya yang hanya 20 persen. Hal tersebut mengindikasikan kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya normal.