Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Direktur Utama Bank Neo Commerce/Dok. Perusahaan

Jakarta, FORTUNE - PT Bank Neo Commerce, Tbk. (BNC) mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Kamis (18/11) untuk  melakukan aksi korporasi yaitu Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) V atau rights issue. 

Direktur Utama Bank Neo Commerce, Tjandra Gunawan, mengatakan aksi korporasi tersebut bertujuan salah satunya untuk memenuhi modal inti bank digital yang ditetapkan OJK minimal Rp2 triliun di akhir tahun 2021 dan Rp3 triliun di akhir tahun 2022. 

"Hal ini sebagai bentuk keseriusan BNC dan untuk semakin mempercepat akselerasi transformasi menjadi bank digital terdepan di Indonesia,” kata Tjandra melalui keterangan resminya di Jakarta, Senin (22/11).
 

Rights issue bidik perolehan dana Rp2,5 triliun

Dirinya menyampaikan, rights issue ditargetkan dapat memperolehan dana Rp2,5 triliun. Dengan begitu, modal miliknya akan mencukupi untuk memenuhi ketentuan OJK. 

“Melalui right issue ini, BNC akan mendapatkan suntikan senilai Rp2,5 triliun yang menyebabkan modal inti BNC meningkat menjadi lebih dari Rp3 triliun, melebihi ketentuan yang ditetapkan OJK," kata Tjandra. 

Berdasarkan laporan keuangan Bank Neo Commerce per 31 Juni 2021 tercatat, modal inti Bank Neo Commerce senilai Rp 1,18 triliun. 

Dalam PMHMETD V ini, BNC mengeluarkan sebanyak-banyaknya 1.927.162.193 lembar saham baru yang akan dicatatkan ke Bursa Efek Indonesia (BEI). Jumlah tersebut setara dengan 25,71 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan saat ini, dengan nilai nominal Rp100,- setiap saham dan harga pelaksanaan Rp1.300,- per saham. Sehingga seluruhnya berjumlah sebanyak-banyaknya Rp2.505.310.850.900,-.

Perolehan dana rights issue akan digunakan untuk investasi teknologi

Editorial Team

Tonton lebih seru di