Jakarta, FORTUNE – Perekonomian Tiongkok kembali tumbuh signifikan pada 2021 meski menunjukkan gejala melambat pada kuartal IV. Pertumbuhan sebagian besar disokong oleh aktivitas produksi industri. Sedangkan, konsumsi rumah tangga melemah di tengah gangguan COVID-19.
Biro Statistik Nasional (NBS) Tiongkok, pada Senin (17/1), mengumumkan perekonomian domestik mengalami ekspansi terlaju sejak 2011 dengan 8,1 persen, lebih baik ketimbang proyeksi sebelumnya yang mencapai 8,0 persen. Setahun sebelumnya, pertumbuhan mencapai 2,2 persen dan dianggap sebagai yang terlambat dalam 44 tahun.
"Saat ini, tekanan pada ekonomi Tiongkok masih relatif besar, dan pertumbuhan lapangan kerja dan pendapatan penduduk terbatas," kata Ning Jizhe, kepala NBS Tiongkok, dalam konferesi pers, seperti dikutip dari Reuters.
“Tekanan pada pertumbuhan akan bertahan pada 2022," demikian pernyataan Louis Kuijs, kepala ekonomi Asia di Oxford Economics, dalam sebuah laporan sembari menyatakan real estate kemungkinan baru pulih pada akhir kuartal kedua tahun ini, dan pemerintah Tiongkok tidak melonggarkan pembatasan COVID-19. “Akibatnya, kami memproyeksikan pertumbuhan konsumsi yang mengecewakan tahun ini, terutama pada paruh pertama 2022.”