Jakarta, FORTUNE - PT Bank Maybank Indonesia Tbk tengah memperkuat fokus pada segmen privilege banking dengan menargetkan penambahan hingga 200.000 nasabah baru dalam tiga tahun mendatang.
Direktur Community Financial Services Maybank Indonesia, Bianto Surodjo, menyatakan optimisme bahwa pertumbuhan nasabah kelas menengah, yang menjadi basis utama segmen ini, akan terus melaju dua digit, mengingat porsinya yang besar dalam struktur penduduk nasional.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah masyarakat yang masuk kategori kelas menengah pada 2024 mencapai 47,85 juta jiwa, atau setara 17,13 persen dari populasi Indonesia. Kelompok ini diperkirakan terus membesar seiring ekspansi ekonomi, terutama karena sebagian besar berada pada usia produktif.
“Ekonomi kita sedang berprogres dalam jangka panjang, terutama berprogresnya karena jumlah kelas menengah atau middle class yang masuk di dalam usia produktif itu dari waktu ke waktu cukup banyak dan terus bertumbuh,” ujarnya dalam siaran pers, Rabu (19/11)
Untuk mengakselerasi pertumbuhan tersebut, Maybank Indonesia menyiapkan tiga inisiatif utama. Pertama, meningkatkan pengalaman nasabah di seluruh kanal layanan. Kedua, memperluas ragam produk keuangan, bukan hanya investasi, namun juga pembayaran tagihan, pinjaman, hingga kebutuhan bisnis. Ketiga, mendorong digitalisasi agar layanan lebih praktis dan terintegrasi.
Bianto menambahkan, tahun ini bank telah melakukan penyegaran menyeluruh terhadap layanan privilege banking.
“Kami baru saja revamp untuk privilege banking ini di tahun ini. Jadi harapan kami ini nantinya bisa menjadi engine of growth kami untuk masa-masa akan datang,” katanya. Langkah ini juga sejalan dengan momentum Indonesia Emas 2045, ketika populasi kelas menengah diproyeksikan mencapai puncaknya.
Pada saat itu, karakteristik kelas menengah diperkirakan berbeda dengan dua hingga tiga dekade sebelumnya. Mereka yang memasuki usia produktif bakal memiliki pendidikan lebih tinggi dan literasi keuangan yang lebih matang.
“Banyak sekali di antara mereka yang S1, mungkin ada beberapa juga yang S2. Lalu mereka yang terhubung dengan internet dan mendapat akses informasi soal investasi dari Instagram, TikTok, Facebook, dan lain sebagainya,” ujarnya.
Segmen privilege banking dirancang untuk melayani masyarakat emerging affluent, yakni kelompok antara mass market dan affluent. Kontribusi segmen ini sudah mencapai 14,8 persen dari total CASA–TD Maybank Indonesia. Meskipun basis nasabahnya tidak sebesar segmen mass market, kontribusi nilai dan kedalaman relasi finansialnya dianggap krusial bagi kinerja bank.
Pertumbuhan nasabah privilege diperkirakan tetap stabil hingga akhir 2025 dan kembali meningkat pada paruh pertama 2026. Di sisi lain, total aset kelolaan menunjukkan tren naik, menandakan kualitas dan keberlanjutan kontribusi segmen tersebut.
Profil nasabah privilege umumnya memiliki saldo lebih besar, perilaku finansial lebih rasional, serta preferensi pada instrumen investasi berisiko rendah hingga moderat seperti deposito dan reksa dana pendapatan tetap. Mereka aktif menggunakan layanan digital, sensitif terhadap perubahan suku bunga, serta memanfaatkan fasilitas kredit secara terukur.
Bianto yakin potensi segmen ini akan terus meluas. Peningkatan nilai aset nasabah dan pemulihan populasi pada 2026 dinilai sebagai indikator bahwa segmen privilege akan tetap menjadi salah satu penggerak utama pertumbuhan Maybank Indonesia.
Hingga kuartal III 2025, Maybank Indonesia mencatat laba sebelum pajak (PBT) sebesar Rp 1,30 triliun, tumbuh 53,9 persen. Sementara laba setelah pajak dan kepentingan nonpengendali (PATAMI) meningkat 77,3 persen menjadi Rp 989 miliar. Kenaikan ini dipicu oleh pendapatan operasional yang lebih kuat, efisiensi beban, serta penurunan signifikan biaya provisi. Pendapatan bunga juga naik 3,2 persen, ditopang oleh peningkatan imbal hasil pinjaman dan portofolio surat berharga.
