Jakarta, FORTUNE - Pemilihan Presiden (Pilpres) pada 2024 tinggal dua tahun lagi, sejumlah partai politik mulai menjajaki koalisi. Namun demikian, kondisi tersebut dinilai tidak akan berdampak signifikan terhadap kebijakan ekonomi dalam negeri.
Chief Economist DBS Taimur Baig menelaah, setelah Pilres Indonesia usai, tidak akan mengalami perubahan kebijakan ekonomi yang besar.
“Dalam 10-20 tahun ini, terlepas dari adanya pergantian presiden, kebijakan ekonomi Indonesia tidak pernah mengalami perubahan yang signifikan mengingat partai politik di Indonesia tidak memiliki ideologi ekonomi yang sangat bertolak belakang," kata Taimur melalui keterangan resmi di Jakarta, Senin (6/6).
Taimur menambahkan, kondisi Indonesia berbeda dengan apa yang terjadi di AS, ketika satu partai memiliki kekuasaan, maka kebijakan yang sudah dijalankan seringkali dirombak sepenuhnya. Sehingga tak jarang Pilpres AS mengakibatkan perekonomian AS yang berada dalam ketidakpastian.