Jakarta, FORTUNE - Sejumlah bank digital masih mencatatkan porsi nasabah aktif yang minim di tengah tren peningkanan nasabah. Hal tersebut dinilai membebani operasional bank digital. Selain harus menyimpan data nasabah, sejumlah bank digital masih menawarkan bebas biaya administrasi kepada nasabah setiap bulannya. Sedangkan nasabah tak dibatasi untuk minimal saldo di dalam rekeningnya. Dengan begitu, nasabah bisa saja membuat rekening bank digital dengan saldo rekening Rp0.
Menanggapi hal tersebut, Pengamat perbankan sekaligus Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan menyebut kondisi nasabah pasif ini sangat membebani bank. Oleh karena itu, bank harus terus berinovasi meningkatkan minat nasabah menabung di bank digital.
“Bankir bank digital harus mencari cara bagaimana menumbuhkan kepercayaan masyarakat sehingga mau mempercayakan sebagian besar uangnya ke bank digital,” kata Trioksa saat dihubungi Fortune Indonesia, Senin (25/6).
Tak hanya itu, pemimpin bank digital harus pintar memutar otak agar dapat menutup biaya administrasi dari nasabah pasif tersebut. Menurutnya, bank digital perlu untuk membuat biaya pencadangan dari beban operasional tersebut.
“Pos untuk menutup beban (operasional) ini agak sulit karena bank digital sudah tergolong besar dalam berinvestasi di bidang teknologi. Dan memang perlu cadangan beban untuk memberikan stimulus kepada masyarakat sehingga mau beralih ke bank digital,” kata Trioksa.