Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Purbaya Yudhi Sadewa saat menghadiri Rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK)
Purbaya Yudhi Sadewa saat menghadiri Rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) Oleh Fahdi Kasmiri - Karya sendiri, CC BY-SA 4.0

Intinya sih...

  • Stabilitas sistem keuangan Indonesia dianggap terjaga hingga triwulan III-2025

  • Nilai tukar rupiah tetap terkendali, cadangan devisa kuat, dan IHSG menguat

  • Konsumsi rumah tangga dan investasi juga tetap terjaga

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE — Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, untuk pertama kalinya memimpin rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), dengan hasil rapat yang menyatakan sistem keuangan Indonesia tetap terjaga hingga triwulan III-2025.

Purbaya yang kini menjabat ketua KSSK menilai perekonomian dunia masih menghadapi tantangan sebagai dampak tarif impor Amerika Serikat (AS) yang menyebabkan ketidakpastian tetap tinggi. Namun, dia percaya ekspektasi perbaikan ekonomi ke depan mulai menguat. 

“Di AS, aktivitas ekonomi yang masih lemah berdampak pada berlanjutnya pelemahan pasar tenaga kerja, sehingga mendorong The Fed memangkas Fed Funds Rate (FFR) sebesar 25 bps pada Oktober 2025 menjadi kisaran 3,75 persen hingga 4,00 persen,” ujar Purbaya dalam konferensi pers KSSK di Jakarta, (3/11).

Nilai tukar rupiah masih terkendali, ini indikatornya

ilustrasi membayar dengan uang tunai (pexels.com/karolina-grabowska)

Meski demikian, ketahanan ekonomi Indonesia masih terjaga dan nilai tukar rupiah tetap terkendali di tengah ketidakpastian global.

Posisi cadangan devisa pada akhir September 2025 tetap kuat sebesar US$148,7 miliar atau setara dengan pembiayaan 6,0 bulan impor serta pembayaran utang luar negeri pemerintah. Nilai tersebut juga berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor. 

Purbaya menyadari pada akhir triwulan III-2025, rupiah memang sempat melemah sebesar 1,05 persen (PtP) dibandingkan dengan level pada akhir Agustus 2025 sejalan dengan ketidakpastian global yang cukup tinggi. Namun demikian, nilai tukar rupiah kembali menguat pada Oktober 2025 didukung oleh kebijakan stabilisasi oleh Bank Indonesia.

“Pada 31 Oktober 2025, nilai tukar rupiah tercatat sebesar Rp16.630/US$, atau menguat 0,21 persen (PtP) dibandingkan dengan level pada akhir September 2025,” ujar Purbaya.

Peningkatan konversi valuta asing (valas) ke rupiah oleh eksportir seiring penerapan penguatan kebijakan Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) juga mendukung tetap terkendalinya nilai tukar.

IHSG masih bergerak menguat awal triwulan IV-2025

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (dok. pribadi/Angga Kurnia Saputra)

Pasar saham dalam negeri menunjukkan kinerja positif pada triwulan III-2025, terutama didukung oleh sentimen positif domestik maupun global.

IHSG membukukan penguatan 16,36 persen (QtQ) dan ditutup pada level 8.061,06 per 30 September 2025. 

Memasuki awal  triwulan IV-2025, IHSG melanjutkan penguatan dan beberapa kali mencatatkan posisi all-time high. Indeks ditutup pada level 8.163,88 per 31 Oktober 2025, sehingga telah terapresiasi 15,31 persen (YtD).

Di sisi lain, konsumsi rumah tangga dan investasi tetap terjaga baik pada triwulan III-2025 dengan dukungan pemerintah bersama otoritas moneter dan sektor keuangan. Penjualan ritel September 2025 tumbuh 5,8 persen (YoY) diikuti keyakinan konsumen terhadap kinerja pemerintahan dan ekonomi yang terus membaik.

Dengan demikian, ke depan KSSK berkomitmen terus meningkatkan sinergi dalam mengantisipasi potensi risiko dari perkembangan ekonomi dan dinamika geopolitik dunia. Ini terutama terkait rambatannya pada  perekonomian dan sektor keuangan domestik, termasuk memperkuat coordinated policy response dan kewaspadaan memitigasi berbagai risiko bagi perekonomian dan SSK. 

“KSSK juga telah dan akan terus mendukung sektor riil dan program prioritas pemerintah guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” kata Purbaya.

Editorial Team