Jakarta, FORTUNE - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi pada kuartal ketiga tahun ini menurun dibandingkan kuartal sebelumnya. Imbasnya, tingkat serapan tenaga kerja pun menyusut.
Berdasarkan data Kementerian Investasi/BPKM, pada Juli-September 2021 ini, realisasi investasi baik penanaman modal dalam negeri (PMDN) maupun penanaman modal asing (PMA) mencapai Rp216,7 triliun. Posisi investasi tersebut menurun 2,8 persen dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter/qtq) sebesar Rp223,0 triliun. Namun, secara tahunan (year-on-year/yoy) investasi masih tumbuh 3,7 persen.
“(Penurunan investasi) ini lebih disebabkan karena memang selama tiga bulan kami bisa bekerja maksimal hanya 1,5 bulan, 1,5 bulannya kita tahu (tantangan) pandemi Covid-19 tetapi kami tetap kerja terus mengawal perusahaan,” kata Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers secara daring, Rabu (27/10).
Realisasi investasi pada kuartal ketiga tersebut menyerap tenaga kerja mencapai 288.687 orang. Itu artinya tingkat serapan kerja menurun 7,5 persen dari kuartal sebelumnya sebanyak 311.922 orang.
Bahkan, meskipun realisasi investasi terhitung tumbuh secara tahunan namun hal itu tidak sejalan dengan penyerapan tenaga kerja. Pada kuartal ketiga 2021, tingkat penyerapan tenaga kerja juga menurun 2,3 persen dari periode yang sama 2020 sebesar 295.387.
“Memang kami harus akui menurun. Ini karena lagi PPKM ya jadi orang enggak banyak yang kerja,” katanya. Bahlil menyebut, penurunan perekrutan tenaga kerja ini bisa terlihat dalam Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) dari perusahaan.
Data BKPM menunjukkan, secara keseluruhan realisasi investasi pada sembilan bulan pertama tahun ini mencapai Rp659,4 triliun. Angka ini setara Rp73,3 persen dari target pemerintah sebesar Rp900 triliun. “Kami optimistis di akhir 2021 ekonomi dan investasi akan pulih. Target investasi dari Presiden Joko Widodo itu kemungkinan besar akan tercapai,” katanya.