Cryptocurrency merupakan aset dengan volatilitas tinggi. Artinya harga aset kripto memiliki kemungkinan naik yang tinggi tapi kemungkinan turun yang tinggi.
Perencana keuangan Safir Senduk mengatakan, sebelum membeli aset investasi ini, calon investor harus memiliki manajemen keuangan yang baik dan sehat. Dana yang digunakan untuk membeli aset kripto adalah uang yang tidak digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Harus pakai uang nganggur. Di luar uang anak sekolah, uang dana pensiun, dan lain-lain atau bisa disebut uang dingin. Jangan ditiru kalau ada yang beli aset kripto dari uang yang terpakai tiap bulannya,” ujarnya dalam sebuah webinar, Kamis (3/6).
Safir memaparkan beberapa strategi untuk menekan kerugian dari investasi ini. Pertama, sebaiknya masyarakat mempelajari prospek aset kripto, seperti berapa jumlah peredarannya tahun ini dan tahun depan. Dengan mempelajari, maka risiko kerugian bisa ditekan.
Kedua, lakukan pembelian saat harga aset kripto sedang turun atau murah. Jangan membeli aset tersebut ketika harganya sedang baik.
Ketiga, lanjutnya, jika masyarakat ingin membeli salah satu aset kripto namun harganya terlalu mahal, dapat melakukan pembelian secara bertahap. “Misalnya, harga Bitcoin terlalu mahal per kepingnya. Bisa beli sedikit-sedikit dulu misalnya 20-30 persennya. Nanti setelah harganya turun lagi bisa beli lagi. Sekalinya naik lumayan untungnya,” katanya.
Terakhir, jangan coba-coba membeli salah satu aset kripto hanya karena mengikuti tren atau terpengaruh pada orang lain yang sukses mendapatkan hasil keuntungan dari investasi kripto.