Peserta penyadang disabilitas mengikuti simulasi pemungutan dan penghitungan suara dengan desain surat suara dan formulir yang disederhanakan untuk pemilu tahun 2024 di Halaman Kantor KPU, Jakarta, Selasa (22/3). (ANTARAFOTO/Reno Esnir)
Menanggapi kondisi tersebut, Pengamat Perbankan sekaligus Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan memandang, kondisi tersebut terjadi lantaran meningkatnya kebutuhan masyarakat di akhir tahun sehingga menggerus tabungan masyarakat.
“Saya melihat ini karena fenomena daya beli masyarakat yang meningkat sehingga penggunaan dana simpanan bank bagi kehidupan sehari-hari meningkat. Ditambah juga belanja di akhir tahun dan menjelang pemilu membuat penurunan simpanan di bank,” jelas Trioksa saat dihubungi Fortune Indonesia di Jakarta, Kamis (4/1).
Tak hanya itu, mengikisnya tabungan nasabah kaya juga bisa disebabkan oleh terselenggaranya Pemilu. Apalagi, notabene para calon legislatif cenderung memiliki modal tebal untuk berkampanye. Namun demikian, Trioksa lebih melihat hal ini terjadi lantaran perpindahan instrumen investasi di masyarakat.
“Bisa jadi terkait pemilu. Lalu faktor lain adalah peralihan investasi ke investasi yang lebih tinggi returnya seperti obligasi dan reksadana,” kata Trioksa.
Meski demikian, LPS mencatat total nominal simpanan bank umum pada bulan November 2023 mencapai Rp8.274 triliun atau masih naik tipis 0,9 persen (ytd). Berdasarkan jenis simpanan, Deposit On Call mengalami penurunan paling besar di angka - 3,7 persen (ytd), disusul oleh giro yang turun 0,6 persen (ytd) dan tabungan di angka 0,2 persen (ytd).