Setelah memiliki tabungan yang cukup, langkah selanjutnya adalah berinvestasi untuk mengembangkan aset. Investasi memungkinkan uang yang disimpan tumbuh lebih cepat dibandingkan hanya mengandalkan tabungan. Namun, sebelum mulai berinvestasi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
1. Memahami Profil Risiko Investasi
Setiap orang memiliki tingkat toleransi risiko yang berbeda dalam berinvestasi. Profil risiko dapat dibagi menjadi tiga kategori:
Konservatif
Investor yang tidak ingin mengambil risiko tinggi dan lebih memilih instrumen yang stabil seperti deposito atau obligasi.
Moderat
Investor yang siap mengambil risiko sedang dengan potensi keuntungan lebih besar, misalnya reksa dana campuran.
Agresif
Investor yang berani mengambil risiko tinggi demi mendapatkan keuntungan lebih besar, seperti investasi saham atau cryptocurrency.
Dengan memahami profil risiko, seseorang bisa memilih instrumen investasi yang sesuai dengan kepribadian dan tujuan keuangannya.
2. Memilih Instrumen Investasi yang Tepat
Milenial memiliki banyak pilihan instrumen investasi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan toleransi risikonya. Beberapa di antaranya adalah:
Reksa Dana
Cocok bagi pemula karena dana dikelola oleh manajer investasi yang profesional.
Saham
Memiliki potensi keuntungan tinggi tetapi juga lebih berisiko.
Obligasi
Instrumen investasi yang lebih stabil dibandingkan saham.
Properti
Investasi jangka panjang yang dapat memberikan keuntungan dari kenaikan harga properti.
Cryptocurrency
Investasi berisiko tinggi tetapi semakin populer di kalangan milenial karena potensi keuntungannya.
Dengan memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing instrumen investasi, milenial dapat memilih strategi investasi yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
3. Diversifikasi Portofolio
Prinsip utama dalam investasi adalah tidak menaruh semua dana dalam satu jenis aset. Dengan menyebarkan dana ke berbagai instrumen investasi, risiko kerugian dapat diminimalkan. Diversifikasi juga memungkinkan investor mendapatkan keuntungan dari berbagai sumber, sehingga portofolio investasi menjadi lebih stabil.
4. Berinvestasi Secara Berkala (Dollar-Cost Averaging)
Salah satu strategi yang dapat digunakan untuk mengurangi risiko fluktuasi pasar adalah berinvestasi secara berkala dengan jumlah yang tetap, terlepas dari kondisi pasar. Dengan cara ini, investor dapat memperoleh harga rata-rata yang lebih baik dalam jangka panjang.
5. Memanfaatkan Teknologi dalam Investasi
Kini, banyak aplikasi investasi yang memudahkan milenial untuk berinvestasi bahkan dengan nominal kecil. Aplikasi seperti platform reksa dana digital dan pialang saham online memungkinkan mereka mulai berinvestasi tanpa harus memiliki modal besar. Dengan memanfaatkan teknologi ini, investasi menjadi lebih mudah dan terjangkau.