Jakarta, FORTUNE - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali memastikan rencana perubahan skema penyaluran subsidi gas elpiji 3 kilogram akan dipersiapkan mulai 2021. Perubahan kebijakan ini kian mendesak lantaran anggaran subsidi gas melon tersebut semakin membengkak.
Sebagai catatan, pemerintah dalam beberapa tahun terakhir telah beberapa kali menyampaikan rencana mengubah skema penyaluran elpiji subsidi 3 kg. Perubahan kebijakan distribusi ini dilakukan dari penyaluran yang bersifat tertutup menjadi terbuka atau berbasis target penerima.
Dalam konferensi pers secara daring, Senin (25/10), Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Direktorat Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Soerjaningsih, mengatakan sesuai dengan kesepakatan bersama Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, tahun ini kebijakan transformasi kebijakan subsidi elpiji akan dimulai. Namun, hal itu mesti mempertimbangkan kondisi ekonomi dan sosial masyarakat.
“Kami telah membentuk tim lintas Kementerian/Lembaga untuk menyusun konsep regulasi dan nanti pelaksanaannya. 2021 adalah tahun persiapan untuk menuju transformasi subsidi elpiji 3 kg ini,” kata Soerjaningsih.
Data Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) menyebutkan, sejak 2017, anggaran yang dikeluarkan untuk membiayai subsidi elpiji memang kian membesar (dan terus membebani keuangan negara). Subsidi elpiji ini masuk dalam pos subsidi energi, bersama dengan subsidi BBM tertentu dan listrik.
Pada 2017, misanya, realisasi anggaran subsidi elpiji baru mencapai Rp38,7 triliun. Namun pada 2019, realisasi subsidi itu menjadi Rp54,2 triliun, atau meningkat 40,1 persen.
Anggaran subsidi elpiji sempat turun pada 2020, diduga karena perekonomian melambat terdesak efek pandemi Covid-19. Menurut data LKPP, realisasi subsidi tahun lalu hanya Rp32,8 triliun, atau turun 39,5 persen secara tahunan.
Namun, tahun ini anggaran subsidi elpiji kembali meningkat dengan perkiraan realisasi Rp49,9 triliun. Bahkan, di tengah upaya persiapan menuju perubahan kebijakan, pada 2022 anggaran subsidi gas melon juga melejit 32,9 persen menjadi Rp66,3 triliun.
Pada 2017–2022, rata-rata pertumbuhan tahunan subsidi gas melon mencapai 17,8 persen. Pada kurun sama, kenaikan total anggaran subsidi energi hanya 10,8 persen. Ini artinya ketika pemerintah menaikkan belanja subsidi energi, biaya subsidi untuk elpiji akan naik lebih tinggi.