FINANCE

Bank Mega Optimis Lanjutkan Pertumbuhan Positif di 2022

Bank Mega bidik capaian laba Rp4,3 triliun di 2022.

Bank Mega Optimis Lanjutkan Pertumbuhan Positif di 2022Ilustrasi Bank Mega/Dok Istimewa
25 February 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Bank Mega Tbk (Bank Mega) optimis bisa melanjutkan pertumbuhan bisnis di tahun 2022 khususnya kredit, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) hingga raihan laba. 

Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib mengaku optimistis, terhadap momentum pemulihan ekonomi, baik secara global dan nasional. Sehingga kondisi tersebut bisa mendukung kinerja perbankan. 

"Pertumbuhan ekonomi nasional sudah terus membaik terutama sejak triwulan 2-2021dan di 2022 perekonomian nasional akan semakin membaik dengan pertumbuhan kredit semakin meningkat," kata Kostaman melalui konfrensi video keterbukaan publik Bank Mega di Jakarta, Jumat (25/2).

Bidik pertumbuhan kredit 11,6%

Direktur Kredit Bank Mega Madi Darmadi Lazuardi mengaku optimis bisa menumbuhkan peyaluran kredit hingga 11,6 persen secara year on year (yoy) di tahun 2022 ini. 

"Kita prediksikan tahun ini kredit mungkin akan tumbuh kurang lebih menjadi sekitar Rp7,1 triliun atau tumbuh kurang lebih 11,6 persen dibandingkan dengan tahun lalu," kata Madi 

Madi menjelaskan, beberapa sektor yang menjadi unggulan pihaknya adalah ritel, komersial hingga korporasi. Mengingat, Bank Mega masih dalam lingkup grup besar CT Corpora. 

Di tahun 2021, Bank Mega mencatat pertumbuhan kredit sebesar 25,14 persen (yoy) menjadi Rp60,68 triliun. Kredit korporasi merupakan segmen kredit dengan pertumbuhan terbesar, yaitu meningkat 52,36 persen menjadi Rp39,93 triliun dari Rp26,21 triliun pada tahun 2020. 

Incar pertumbuhan DPK 25%

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Konsumer Bank Mega Lay Diza Larentie juga mengungkapkan proyeksi pertumbuhan DPK miliknya yang ditargetkan tumbuh cukup kuat 25 persen (yoy) atau mencapai Rp106,09 triliun di 2022. 

"Yang akan kami lakukan adalah menitikberatkan pada pertumbuhan dana murah dengan melanjutkan pengembangan layanan berbasis digital," kata Diza. 

Pada tahun 2021, Bank Mega berhasil mencatatkan DPK senilai Rp98,91 triliun atau tumbuh 24,90 persen (yoy). Pertumbuhan ini juga diiringi dengan membaiknya  komposisi  rasio  dana  murah  dengan dana mahal menjadi 31,15 persen berbanding 68,85 persen. 

Related Topics