FINANCE

Kemajuan Bank Digital Bergantung pada Manajemen Risiko 

LPS Minta Bank Perhatikan Manajemen Risiko saat Transformasi

Kemajuan Bank Digital Bergantung pada Manajemen Risiko ShutterStock/Chan2545
11 November 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE- Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memandang kemajuan perbankan digital ditentukan oleh manajemen risiko yang optimal baik oleh perbankan konvensional yang ingin bertransformasi serta perbankan digital. 

Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa, mengatakan perbankan di Indonesia kini banyak yang meningkatkan layanan digital demi kepuasan pelanggan. 

"Jenis risiko tertentu dapat menjadi lebih menonjol di perbankan digital, seperti risiko kepatuhan digital dan keamanan siber, serta jenis risiko operasional lainnya yang terkait dengan teknologi digital,” ujar Purbaya dalam sambutannya di webinar internasional bertema "Bangkitnya Perbankan Digital dan Masa Depan Sistem Asuransi Simpanan", pada Rabu (10/11). 

Antisipasi risiko digital, otoritas harus lakukan 3 pendekatan

Senior Economist, Innovation and Digital Economy Unit dari Bank for International Settlement (BIS), Jon Frost, mengatakan otoritas di tiap negara perlu memiliki tiga pendekatan utama untuk mengurangi risiko dari transformasi digital perbankan . 

Pertama, otoritas perlu menerapkan kompetisi regulasi keuangan dan aturan perlindungan data. Kedua, mengadaptasi aturan lama dan mengadopsi aturan baru di area ini. Terakhir, menyediakan infrastruktur publik untuk digital, pembayaran cepat, dan lainnya. 

“Ada juga kebutuhan untuk koordinasi internasional antar bank sentral dan otoritas perlindungan data untuk mempromosikan konsistensi peraturan,” jelasnya. 

Riset: 70% bank digital berawal dari konvensional

Riset menarik juga dicatat The Boston Consulting Group (BCG). Bank-bank besar wilayah Asia Pacific Accreditation Cooperation Incorporated (APAC) termasuk Indonesia dinilai lebih berminat untuk membeli bank baru untuk dikembangkan menjadi Bank Digital ketimbang mengubah bank besarnya menjadi sepenuhnya digital. 

Oleh karena itu, ke depan Indonesia harus bersiap dengan maraknya aksi jual-beli bank dalam memperoleh konsolidasi yang maksimal. 

“Banyak bank papan atas yang menguasai sekitar 70 persen pangsa pasar di sebagian besar pasar APAC memandang baik potensi bank digital yang berdiri sendiri yang dibangun dari awal,” demikian riset tersebut.

Related Topics