Kredit Tumbuh Tinggi 11%, Jokowi: Jangan-jangan Bunganya Ketinggian?
Kredit tumbuh 11,3% secara industri.
Jakarta, FORTUNE - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan kondisi kinerja perbankan nasional masih cukup solid dengan pertumbuhan bisnis yang kuat. Namun demikian, Ia juga berkelakar mempertanyakan apakah bunga bank saat ini cukup tinggi.
Hal tersebut disampaikan Jokowi disela-sela pidato pada acara Mandiri Investment Forum 2023. Sebelum berpidato, Jokowi juga sempat berdiskusi dengan Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi terhadap hal tersebut.
“Kadang-kadang Saya mikir (kredit) tumbuhnya tinggi banget, jangan jangan bunganya ketinggian. Tapi apapun harus kita apresiasi,” kata Jokowi dalam pidato yang disiarkan langsung melalui kanal Youtube di Jakarta, Rabu (1/2).
Kredit tumbuh 11,3% secara industri
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi menyebut bahwa Indonesia patut bersyukur atas stabilitas ekonomi dalam negeri yang masih terjaga. Salah satunya dari sektor industri jasa keuangan. Ia menyampaikan, hingga akhir 2022 kredit perbankan mampu tumbuh 11,3 persen secara year on year (yoy).
Sedangkan untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) bank juga tercatat masih tumbuh 9 persen (yoy). Nilai tersebut dibarengi dengan level kredit macet atau non performing loan (NPL) gross yang terkendali di level 2,4 persen.
Ia menyebut, kondisi tersebut juga masih sejalan dengan kredit dari Bank Mandiri yang mampu tumbuh 14,9 persen dan laba yang mencapai Rp41 triliun di akhir 2022.
Bank Mandiri selektif naikan bunga kredit
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memang sedang agresif menaikan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) menjadi 5,75 persen. Bahkan, bunga acuan tersebut telah naik sebesar 225 basis poin (bps) atau sekitar 2,25 persen sejak Agustus 2022 hingga Januari 2023. Namun demikian, BI mencatat suku bunga kredit perbankan baru naik 21 bps atau sekitar 0,21 persen.
Sebelumnya saat paparan kinerja keuangan Bank Mandiri kemarin (31/1), Direktur Treasury and International Banking Panji Irawan menyebut Bank Mandiri telah selektif dalam menaikan bunga acuan. Hal tersebut mempertimbangkan aspek likuiditas dan kondisi pasar.
“Perubahan suku bunga Bank Mandiri dilakukan secara selektif dan juga bertahap. dengan mengutamakan kelancaran kondisi keuangan dari debitur-debitur Bank Mandiri,” kata Panji.
Ia juga menyebut, saat ini Bank Mandiri juga memiliki likuiditas yang sangat memadai serta cost of fund atau biaya dana yang rendah yaitu 1,25 persen secara bank only.