Pengguna Meningkat, Risiko Kredit Macet dari Paylater Kian Tinggi
Tren NPL dari produk paylater pada level 6,49%.
Jakarta, FORTUNE - PT Pefindo Biro Kredit (Id Score) mencatatkan adanya tren tingkat risiko kredit macet, atau peningkatan sebaran risk grade high dan very high risk selama Agustus 2021 hingga Maret 2022. Kondisi tersebut disebabkan oleh pertumbuhan jumlah fasilitas Buy Now Pay Later (BNPL) atau biasa disebut paylater.
Direktur Utama PEFINDO Biro Kredit, Yohanes Abimanyu, menjelaskan produk paylater telah memproses 78 juta fasilitas pinjaman dengan total nilai pinjaman mencapai Rp3,1 triliun di masyarakat.
“Artinya ini menunjukkan dalam waktu singkat, pertumbuhan BNPL dari sisi fasilitas sudah mengalahkan produk-produk bank ataupun multifinance,” kata Abimanyu melalui keterangan di Jakarta, Kamis (29/9).
Tren NPL dari produk paylater pada level 6,49%
Dari 78 juta fasilitas paylater tersebut, lanjut Abimanyu, multifinance menyumbang porsi 57,75 persen. Kemudian diikuti oleh bank umum konvensional sebesar 42,16 persen. Saat ini sejumlah lembaga jasa keuangan telah menerapkan skema paylater untuk memperluas segmen pembayaran.
Pefindo Biro Kredit juga mencatat tren kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) dari produk paylater hingga Juli 2022 berada pada level 6,49 persen. Level tersebut turun atau lebih baik ketimbang posisi Juni 2022 di level 7,02 persen.
“Data yang digunakan adalah last snapshot Juli 2022 dengan status aktif,” kata Abimanyu.
Luncurkan IdBusiness Report (IdB)
Melihat kebutuhan tersebut, IdScore juga mengembangkan produk terbarunya yaitu IdBusiness Report (IdB) untuk membantu lembaga keuangan menilai kelayakan kredit sebuah korporasi. IdBusiness Report merupakan laporan analisis komprehensif kredit korporasi berbasis pendalaman industri, bisnis, keuangan, dukungan kelompok usaha dan perkreditan.
Abimanyu menyatakan ada dua pertimbangan sebuah lembaga keuangan memberikan pinjaman, yaitu kemauan untuk membayar (willingness to pay) dan kemampuan untuk membayar (ability to pay).
“IdBusiness Report membantu lembaga keuangan menilai karakter dan kemampuan bayar debitur, selain analisa masa lama berupa riwayat kredit dan credit score,” kata Abimanyu,
Selain itu, IdBusiness Report juga memberikan analisis mendalam mengenai kondisi ekonomi makro, industrinya, serta pertumbuhan bisnis dari perusahaan tersebut.