Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
ilustrasi The Fed (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
ilustrasi The Fed (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Intinya sih...

  • Suku bunga Fed dan BI diprediksi tetap turun di tengah ketidakpastian ekonomi global.

  • Suku bunga Fed diperkirakan akan bertengger pada level 4 persen hingga akhir 2025, sementara BI diproyeksikan turun menjadi 5,5 persen.

  • Pergerakan bunga acuan BI masih bergantung pada pergerakan nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dolar AS.

Jakarta, FORTUNE – Di tengah ketidakpastian ekonomi global, tim ekonom Bank Mandiri memproyeksikan adanya potensi penurunan suku bunga acuan oleh Federal Reserve (Fed) Amerika Serikat dan Bank Indonesia (BI) sepanjang 2025. Prediksi ini disampaikan dalam acara Mandiri Economic Outlook Q2 2025 bertajuk Building Resilience in the Midst of Global Turbulence di Jakarta, Senin (19/5).

Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro, memprediksi bunga acuan bank sentral Amerika Serikat tersebut akan bertengger pada level 4 persen hingga akhir 2025. Namun, Andry juga mencermati masih adanya kekhawatiran mengenai potensi kenaikan inflasi di AS yang bisa memengaruhi langkah Fed.

Kekhawatiran inflasi tersebut, menurut Andry, dipicu adanya repricing yang terjadi pada industri manufaktur di Amerika Serikat terhadap input cost-nya.

"Itu semua karena terkena dampak dari pengenaan tarif,” kata Andry.

Kekhawatiran inflasi muncul meskipun data Biro Statistik Tenaga Kerja AS menunjukkan indeks harga konsumen inti (di luar komponen pangan dan energi) naik moderat 0,2 persen secara bulanan (MtM) pada April 2025 dan tetap pada 2,8 persen secara tahunan (YoY) pada bulan yang sama.

Hingga Mei 2025, Fed tercatat masih mempertahankan suku bunga pada kisaran 4,25 – 4,50 persen dalam tiga kali pertemuan terakhir secara berturut-turut.

Pergerakan suku bunga Fed, kata Andry, berimplikasi terhadap pergerakan bunga acuan dari bank sentral Indonesia. Terkait BI Rate, tim ekonom Bank Mandiri memproyeksikan adanya potensi penurunan 25 basis point (bps), yang akan menempatkan bunga acuan BI pada level 5,5 persen pada Mei 2025.

“Kita memang melihat akan adanya ruang kemudian BI Rate dipangkas. Itu bisa sekali lagi, dari angka 5,75 persen saat ini ke angka 5,5 persen bulan ini,” kata Andry.

Andry tidak memungkiri konsensus pasar hingga akhir tahun meramalkan bunga acuan BI akan berada pada level yang lebih rendah lagi, yakni 5,25 persen. Namun, kondisi pergerakan BI Rate ini, imbuhnya, masih sangat bergantung terhadap pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan Senin pagi (19/5) tercatat melemah 36 poin atau 0,22 persen terhadap dolar AS, dengan kurs berada pada level Rp16.481 per dolar AS.

Editorial Team