FINANCE

Nilai Residu: Pengertian, Peran, dan Metode Perhitungannya

Ketahui cara menghitungnya.

Nilai Residu: Pengertian, Peran, dan Metode Perhitungannyailustrasi menghitung nilai residu (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)
20 February 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Nilai residu adalah hal yang harus Anda pahami dalam perhitungan aset perusahaan. Hal ini mengacu pada metode untuk perhitungan penyusutan nilai dari sebuah aset.

Dalam sebuah perusahaan, terdapat aset yang mengalami pertambahan nilai dan aset yang mengalami penurunan nilai setelah digunakan.

Contoh dari aset yang selalu meningkat setiap tahunnya, seperti emas, tanah, dan lainnya. Sedangkan, aset yang mengalami penyusutan biasanya barang-barang yang digunakan untuk kegiatan operasional, seperti mobil, peralatan kantor, dan lain sebagainya.

Adapun perhitungan nilai residu dilakukan untuk mengetahui jumlah penyusutan aset, serta nilai aset tersebut apakah tidak bisa dimanfaatkan lagi. Dengan begitu, perusahaan bisa menghentikan penggunaan atau memilih untuk menjualnya.

Lantas, bagaimana perhitungan nilai residu? Berikut artikel selengkapnya mengenai pengertian nilai residu, peran nilai residu, serta metode perhitungannya.

Apa itu nilai residu?

Nilai residu adalah perhitungan penyusutan nilai dan usia ekonomis aset tersebut setelah digunakan. Adapun perhitungan nilai residu ini bisa memberikan informasi atau laporan pencatatan transaksi keuangan lebih terperinci, rapi, dan mudah untuk dipahami.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tidak semua aset tetap memiliki nilai residu. Perhitungan nilai tersebut untuk menghitung aktiva tetap berwujud saja, seperti kendaraan, mesin produksi, dan lainnya.

Pengertian nilai residu dalam dunia akuntansi

Dalam dunia akuntansi, nilai residu berhubungan dengan biaya penyusutan sebuah aset perusahaan. Perhitungan nilai ini digunakan untuk perusahaan besar maupun kecil.

Nilai residu berkaitan dengan laporan keuangan sebuah perusahan. Jadi, akuntanlah yang bertugas untuk menghitung nilainya secara berkelanjutan tiap tahunnya.

Jadi, nilai residu merupakan jumlah perkiraan yang didapatkan dari sebuah entitas yang telah dikurangi dengan perkiraan biaya pelepasan, jika aset tersebut telah mencapai umur maksimal atau tidak bisa dimanfaatkan lagi.

Sebagai contoh, mesin produksi yang digunakan selama bertahun-tahun akan mengalami penyusutan nilai. Mesin tersebut tidak bisa bekerja secara optimal dan harus diganti dengan yang baru. 

Dari kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai residu adalah nilai jual kembali dari aset yang tidak lagi memiliki manfaat untuk perusahaan.

Related Topics