Jakarta, FORTUNE – Riset perusahaan teknologi finansial Investree dan Tenggara Strategics menunjukkan peran fintech lending dalam menyokong pembiayaan bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) selama pandemi Covid-19 berlangsung. Simpulan laporan tersebut adalah fintech lending sanggup mendukung usaha kecil bertahan dalam krisis.
Menurut kajian bertajuk Beyond Lending: Membangun Ketahanan UMKM di Masa Pandemi COVID-19 (Studi Kasus Investree 2021), lebih dari 60 persen usaha mikro mengalami penurunan pendapatan selama wabah merebak.
Meski demikian, 59 usaha mikro sanggup bangkit setelah mendapat pembiayaan modal usaha dari Investree. Lalu, 39 persen responden bisa bertahan dengan mencegah penurunan maupun mempertahankan pendapatan.
Menurut survei itu juga, sekitar 41 persen responden melaporkan mampu meningkatkan pendapatan, dan 55 persen sanggup mempertahankan kinerja pemasukannya.29 persen usaha kecil dan 22 persen usaha menengah harus memberhentikan pekerja ketika COVID-19 mewabah. Namun, usai meraih pinjaman, 21 persen usaha kecil sanggup bangkit dan kembali mempekerjakan karyawan baru, dan 63 persen bisa mempertahankan pekerjanya sehingga mencegah pemutusan hubungan kerja (PHK).
“Ini bukti bahwa akses pembiayaan fintech lending dapat menjadi alternatif modal kerja yang menguntungkan sekaligus kaya manfaat bagi pertumbuhan bisnis pengusaha,” kata Co-Founder & CEO Investree, Adrian Gunadi, dalam keterangan kepada media, dikutip Senin (11/4).
Survei ini dilakukan terhadap 275 responden peminjam investree, terdiri dari 164 usaha mikro, 74 usaha kecil, dan 37 usaha menengah. 52 persen responden berasal dari Yogyakarta, 27 persen Jabodetabek, 6 persen Jawa Barat, 2 persen Jawa Timur, dan 1 persen luar Jawa.
Adrian menyatakan 39 persen peminjam baru kali pertama menerima pinjaman dari Investree. Segmen peminjamnya adalah usahaa mikro 37 persen, kecil 47 persen, dan menengah 30 persen.