Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-09-19 at 08.44.04.jpeg
Paparan Kinerja Bank Mandiri Semester I-2025/Dok Bank Mandiri

Intinya sih...

  • Laba bersih Bank Mandiri terkontraksi 7,5% menjadi Rp24,45 triliun pada semester I-2025

  • Penyaluran kredit konsolidasi mencapai Rp1.701 triliun, meningkat 11% (YoY), dengan rasio NPL Gross di level 1,08%

  • DPK BMRI naik 10,7% pada akhir Juni 2025, didorong oleh pertumbuhan dana murah CASA yang mencapai 78,4%

  • Aset konsolidasi BMRI tembus Rp2.514 triliun di Juni 2025

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri) membukukan laba bersih senilai Rp24,45 triliun pada semester I-2025, atau terkontraksi 7,5 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp26,55 triliun. Meski raihan laba turun, bank dengan kode saham BMRI ini mampu membukukan pertumbuhan double digit untuk kinerja kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK).

Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri Novita Widya Anggraini mengatakan, penyaluran kredit konsolidasi Bank Mandiri mencapai Rp 1.701 triliun hingga Juni 2025, meningkat 11 persen (YoY). “Pertumbuhan kredit yang kami capai menunjukkan peran aktif Bank Mandiri dalam mendukung pembiayaan produktif di berbagai sektor strategis,” ujar Novita saat paparan kinerja di Jakarta, Jumat (19/9).

 Novita menambahkan, penyaluran kredit Bank Mandiri menjangkau beberapa sektor prospektif antara lain, sektor konstruksi, infrastruktur, perdagangan, energi, makanan dan minuman, serta industri padat karya. Hal ini lanjut Novita menegaskan bahwa upaya Bank Mandiri dalam menghadirkan akses pembiayaan yang relevan sesuai potensi ekonomi daerah.

Rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) Gross Bank Mandiri juga diklaim masih terjaga di level 1,08 persen secara bank only. Level ini lebih baik dibandingkan rata-rata industri sebesar 2,22 persen bila merujuk data OJK di periode Juni 2025.

 Selain itu, rasio pencadangan atau NPL Coverage Ratio Bank Mandiri mencapai 273 persen, mencerminkan ketahanan finansial yang solid dalam mengantisipasi risiko. “Komitmen kami adalah memastikan pertumbuhan kredit yang sehat dengan manajemen risiko yang disiplin. Dengan cara ini, profitabilitas dapat terjaga secara konsisten,” tegas Novita.

Didominasi CASA, DPK BMRI naik 10,7%

Bank Mandiri terus memperkuat posisi Livin’ by Mandiri sebagai ekosistem transaksi finansial yang lengkap dan terpercaya bagi nasabah. (Dok. Bank Mandiri)

Bank Mandiri juga mencatat pertumbuhan DPK 10,7 persen (YoY) pada akhir Juni 2025, atau mencapai Rp 1.828 triliun. Ia menyatakan, Pertumbuhan DPK tersebut didorong oleh peningkatan dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) yang mencapai 78,4 persen, memperkuat likuiditas dan efisiensi biaya dana.

 “Kami secara konsisten akan terus melanjutkan strategi pertumbuhan yang berbasis ekosistem dan digitalisasi. Fokus utama kami adalah meningkatkan CASA berbasis transaksional baik di segmen wholesale maupun retail untuk menjaga biaya dana tetap efisien. Strategi ini kami lakukan agar Bank Mandiri tetap menjadi main transactional bank bagi nasabah,” tambah Novita.

 Ia melanjutkan optimalisasi CASA menjadi strategi penting agar Bank Mandiri dapat menyediakan pendanaan yang efisien. Hal ini juga memperkuat struktur likuiditas dalam mendukung ekspansi kredit secara berkelanjutan.

Aset konsolidasi BMRI tembus Rp2.514 triliun di Juni 2025

Bank Mandiri menjadi Regional Bank dengan Peringkat ESG Risk Rating Terbaik di ASEAN dari Lembaga Pemeringkat Sustainalytics. (Dok. Bank Mandiri)

Dengan berbagai kinerja yang positif tersebut, Bank Mandiri secara konsolidasi berhasil membukukan total aset senilai Rp 2.514 triliun, naik 11,4 persen (YoY) pada Juni 2025.

Di sisi lain, Bank Mandiri juga aktif berkontribusi dalam program 3 Juta Rumah pemerintah. Penyaluran KPR dengan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) Bank Mandiri tercatat tumbuh signifikan hingga 78,8 persen (YoY). 

“Ini mencerminkan komitmen kuat dalam mendukung penyediaan hunian layak sekaligus memperluas lapangan kerja di sektor perumahan,” kata Novita

Selain ketiga program tersebut, Bank Mandiri juga terus memperluas dukungan pada sektor produktif lain yang menjadi prioritas pembangunan pemerintah. Antara lain, pada program Makan Bergizi Gratis (MBG). Bank Mandiri menjadi mitra utama Badan Gizi Nasional (BGN) dengan menyediakan solusi transaksi virtual account serta pembiayaan yang menjangkau sekitar 1.500 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Inisiatif ini diharapkan memperluas akses masyarakat terhadap pangan sehat dan bergizi.

Ia menyatakan, melalui pembiayaan pada proyek infrastruktur dan strategis, perseroan berupaya menyediakan akses permodalan yang mampu meningkatkan konektivitas antar wilayah serta mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah.

Editorial Team