Jakarta, FORTUNE – Tren pengunduran diri besar-besaran di Amerika Serikat (AS) tampaknya memasuki babak baru. Pemerintah AS mencatat jumlah pekerja yang berhenti dari pekerjaannya mencapai 68,9 juta. Dari jumlah tersebut, 47,4 juta bahkan meninggalkannya secara “sukarela”.
Menurut data Goldman Sachs, perusahaan bank investasi dan jasa keuangan AS, seperti dikutip dari CNN (10/2), 2,5 juta orang raib dari lapangan kerja. Di antara jumlah tersebut, 800 ribu memutuskan pensiun dini didukung oleh ekuitas rumah (home equity) dan portofolio saham yang meningkat. Masih ada 1,7 juta orang menarik diri dari pasar tenaga kerja, dan banyak dari mereka masih berusia produktif.
Terdapat sejumlah hal yang menahan orang-orang itu untuk bekerja. Menurut Goldman Sachs, pekerja khawatir terhadap COVID-19, punya bantalan keuangan, atau gaya hidup yang telah berubah. Namun, ada keyakinan bahwa sejumlah pekerja akan kembali jika COVID-19 teratasi atau tabungannya mulai habis.