Jakarta, FORTUNE - Tunjangan Hari Raya (THR) adalah salah satu momen yang paling dinanti oleh banyak pekerja, terutama menjelang perayaan besar seperti Idulfitri atau Natal. THR bukan hanya sekadar tambahan pendapatan, tetapi juga sering dianggap sebagai pendapatan khusus yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan.
Namun, tidak sedikit orang yang justru menghadapi masalah keuangan setelah THR habis begitu saja lantaran kurangnya perencanaan keuangan. Fenomena ini cukup umum terjadi karena banyak orang cenderung menggunakan THR untuk konsumsi seperti membeli pakaian baru atau liburan, tanpa mempertimbangkan kebutuhan finansial jangka panjang.
Padahal, jika dikelola dengan bijak, THR bisa menjadi instrumen yang mendukung kestabilan keuangan, bahkan menjadi modal untuk investasi yang menguntungkan.
Lantas, mana yang lebih baik: menggunakan THR untuk konsumsi atau mengalokasikannya ke dalam investasi? Jawabannya tentu bergantung pada kebutuhan dan kondisi keuangan masing-masing individu.
Bagi mereka yang memiliki banyak kewajiban keuangan, membayar utang dan memenuhi kebutuhan primer bisa menjadi prioritas utama. Sementara bagi yang sudah memiliki kestabilan finansial, menginvestasikan THR bisa menjadi langkah cerdas untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik.