Ilustrasi gedung BCA (unsplash/HendraJn)
Selain itu, total kredit yang disalurkan BCA juga tumbuh 17,1 persen secara tahunan (YoY) menjadi Rp835,7 triliun per Maret 2024. Kredit itu ditopang oleh segmen korporasi yang tumbuh 22,1 persen (YoY) dengan total Rp389,2 triliun per Maret 2024. Sementara kredit komersial naik 9,3 persen (YoY) menjadi Rp125,2 triliun.
Kinerja kredit UKM juga melanjutkan tren pertumbuhan mencapai 13,5 persen (YoY) mencapai Rp110,4 triliun. Sedangkan untuk kredit konsumer meningkat 14,9 persen (YoY) menjadi Rp201,6 triliun.
Pertumbuhan kredit konsumer ditopang oleh KPR BCA yang naik 11,0 persen (YoY) mencapai Rp121,7 triliun, KKB yang tumbuh 22,2 persen YoY menjadi Rp59,8 triliun, serta kenaikan outstanding pinjaman konsumer lainnya yang sebagian besar merupakan kartu kredit sebesar 22,6 persen (YoY) mencapai Rp17,1 triliun.
Penyaluran kredit yang kuat juga sejalan dengan rasio kredit bermasalah (NPL) terjaga di angka 1,9 persen. Sedangkan untuk rasio pencadangan NPL dan LAR berada pada level yang solid, masing-masing 220,3 persen dan 71,9 persen.
Sementara itu, rasio loan at risk (LAR) BCA juga berada di angka 6,6 persen pada kuartal I 2024, turun dibandingkan angka setahun lalu yaitu 9,8 persen.