Promo spesial HUT BNI ke-79, diskon di berbagai merchant pilihan di kawasan PIK, Senopati, Bintaro, dan Kelapa Gading hingga 31 Agustus 2025. (Dok. BNI)
Hingga akhir semester I 2025, penyaluran kredit BNI masih tumbuh 7,1 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp778,7 triliun. Pertumbuhan itu ditopang oleh kredit korporasi yang naik 10,4 persen (yoy) menjadi Rp435,8 triliun, terutama berasal dari korporasi swasta, BUMN, dan instansi pemerintah.
“Fokus kami tetap pada sektor produktif seperti pertanian, industri makanan dan minuman, telekomunikasi, infrastruktur, perumahan, hilirisasi energi, dan UMKM," ujar Alexandra yang akrab disapa Xandra dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (25/7).
Segmen konsumer mencatat pertumbuhan 10,7 persen (yoy) menjadi Rp147,0 triliun, didorong oleh personal loan yang naik 11,7 persen (yoy)menjadi Rp60,1 triliun dan KPR yang meningkat 9,9 menjadi Rp68,4 triliun. Kredit segmen kecil yaitu UMKM non-KUR juga menunjukkan pertumbuhan positif tahun ini, dimana tumbuh 9,2 persen (yoy) menjadi Rp44,4 triliun. Selain itu, kredit segmen komersial juga telah mulai menunjukkan momentum pertumbuhan dengan mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 5,5 persen (yoy).
Pertumbuhan kredit usaha di perusahaan anak juga meningkat 27,1 persen (yoy) menjadi Rp17,2 triliun yang mencerminkan penguatan sinergi grup. “Ekspansi bisnis hibank, anak usaha kami yang fokus pada pembiayaan segmen komersial & SME berbasis digital mampu tumbuh 31 persen (yoy),” kata Xandra.
Sebagai hasil dari akselerasi kredit pada segmen berisiko rendah, kualitas aset BNI terus membaik, ditandai dengan rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) membaik ke 1,9 persen, dan Loan at Risk (LAR) juga membaik menjadi 11,0 persen, sehingga Cost of Credit (CoC) dapat dijaga di level 1 persen.