Jakarta, FORTUNE - Pada era serba digital ini, layanan keuangan digital tumbuh pesat dan menawarkan kemudahan serta kecepatan dalam bertransaksi. Namun, di balik kemudahan tersebut, tersimpan potensi risiko yang perlu diwaspadai, terutama dalam hal kredit digital.
PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC), melalui Head of Retail Banking Business Bank Jago, Nicholas Tan, mengingatkan bahwa kredit digital, jika tidak dikelola dengan bijak, dapat menjadi ancaman serius bagi kesehatan finansial masyarakat.
“Percayalah, jika mereka tidak tahu cara menggunakan produk kredit, mereka malah bisa terjebak dalam utang dan membuat mereka dalam posisi lebih buruk dari sebelum mendapatkan akses keuangan. Jika mereka tidak siap atau dalam posisi tidak sehat secara keuangan, kami lebih baik tidak tawarkan dulu,” ujar Nicholas melalui keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (27/3).
Kekhawatiran ini muncul di tengah data dari Bank Indonesia (BI) yang mencatat lonjakan transaksi pembayaran digital mencapai 3,38 miliar transaksi pada Februari 2025, tumbuh 31,21 persen secara tahunan (YoY).
Pertumbuhan ini didukung oleh seluruh komponen pembayaran digital, termasuk peningkatan signifikan dalam volume transaksi melalui aplikasi mobile banking sebesar 32,22 persen (YoY) dan internet banking 16,51 persen (YoY) pada periode yang sama.