Gedung Intiland Tower, jakarta. (dok. Intiland)
Di sisi lain, ULN swasta pada Agustus 2022 tercatat mencapai US$ 204,1 miliar. Angka ini turun dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya sebesar US$ 206,1 miliar.
"Secara tahunan, ULN swasta terkontraksi 2,0 persen, lebih dalam dari kontraksi pada bulan sebelumnya yang sebesar 1,2 persen," ujar Junanto.
Junanto menjelaskan, penurunan tersebut disebabkan oleh kontraksi ULN lembaga keuangan dan perusahaan bukan lembaga keuangan masing-masing sebesar 3,6 persen year on year (yoy) dan 1,6 persen (yoy). Kondisi tersebut terjadi antara lain karena pembayaran neto utang dagang dan kewajiban lainnya.
Sementara itu, ULN swasta terbesar bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi; sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin; sektor pertambangan dan penggalian; serta sektor industri pengolahan dengan pangsa mencapai 77,5 persen dari total ULN swasta.
Dengan demikian, secara keseluruhan, BI menilai struktur ULN Indonesia berdasarkan penilaian BI tetap sehat. Tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap terjaga di kisaran 30,4 persen, menurun dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 30,7 persen.
Selain itu, BI memandang struktur ULN Indonesia tetap sehat, ditunjukkan oleh ULN Indonesia yang tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang, dengan pangsa mencapai 87,1 persen dari total ULN.
"Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya," pungkas Junanto.