Jakarta, FORTUNE - Industri fesyen adalah ruang ramah lingkungan yang terus berkembang di mana tren dan gaya berubah dalam sekejap mata. Tahun ini juga terbukti menjadi musim yang cukup transformatif bagi dunia fesyen.
Mulai dari menjalin kemitraan strategis hingga merek fesyen yang dibeli oleh konglomerat besar, akuisisi fesyen terbesar pada tahun 2023 mendefinisikan ulang batasan dan membuka kemungkinan kreatif tanpa batas.
Dalam dunia fesyen yang sangat kompetitif saat ini, merger dan akuisisi (M&A) adalah cara untuk menjadi yang terdepan. Ketika merek-merek baru cenderung mendominasi pasar barang mewah dengan koleksi baru yang menyasar konsumen muda, maka tidak dapat dihindari untuk menggabungkan kekuatan dan mempercepat pertumbuhan.
Oleh karena itu, meskipun berada di puncak performanya, merek-merek terkenal mengakuisisi saham mayoritas di perusahaan lain atau berada di bawah satu perusahaan.
Beberapa tahun terakhir terjadi gelombang kesepakatan akuisisi merek terkenal di sektor fesyen, tak terkecuali tahun 2023. Tercatat sejumlah langkah besar, seperti Tapestry yang mengumumkan akuisisi Capri Holdings hingga LVMH yang mengakuisisi grup Investasi Platinum untuk Tiffany & Co..
Pasar barang mewah global kini didominasi grup fesyen terbesar di dunia LVMH Moët Hennessy Louis Vuitton, yang dipimpin oleh Bernard Arnault. Grup ini menaungi merek-merek seperti Louis Vuitton, Loewe, Fendi, Christian Dior dan Givenchy.
Setali tiga uang, di puncak industri fesyen juga bertengger merek seperti Louis Vuitton yang dipimpin oleh direktur kreatif Nicolas Ghesquière dan Pharrell Williams. Ada pula Gucci yang dipimpin oleh direktur kreatif Sabato de Sarno. Kemudian Dior yang dipimpin oleh Maria Grazia Chiuri. Loewe, dipimpin oleh Jonathan Anderson. Tak ketinggalan, Valentino yang dipimpin oleh direktur kreatif Pierpaolo Piccioli.
Melansir Prestige, berikut ini rangkuman sejumlah kesepakatan akuisisi terbesar di industri fashion pada tahun 2023.