1. Ekonomi Global yang Terfragmentasi
Masa depan ekonomi global pada tahun 2024 diprediksi akan terus bergejolak, menimbulkan tantangan keuangan dan geopolitik yang mempengaruhi pasar fesyen di Tiongkok, Eropa, dan Amerika Serikat. Untuk menghadapi ketidakpastian ini, perusahaan fesyen perlu meningkatkan perencanaan darurat dan mengelola ketidakpastian.
2. Urgensi Persoalan Iklim yang Meningkat
Krisis iklim menjadi prioritas mendesak dengan frekuensi dan intensitas kejadian cuaca ekstrem pada tahun 2023. Industri fesyen harus segera mengatasi emisi dan membangun ketahanan dalam rantai pasokan untuk menghadapi risiko fisik dan transisi iklim.
3. Pergeseran Konsumen yang Signifikan
Ada dua faktor utama, yakni meningkatnya liburan dan wajah baru brand. Pascapandemi arus perjalanan meningkat, perubahan ini memerlukan merek dan pengecer untuk menyegarkan strategi distribusi dan kategori. Di sisi lain, brand perlu wajah baru, artinya para merek perlu memperbarui panduan influencer mereka, bekerja dengan sosok kreatif baru, dan fokus pada video sebagai bagian dari kemitraan yang berbeda.
4. Gaya Hidup Luar Ruangan
Pakaian teknis luar ruangan dan tren "gorpcore" diminati. Pada tahun 2024, diperkirakan lebih banyak merek outdoor akan meluncurkan koleksi lifestyle. Sementara itu, merek lifestyle dapat memasukkan elemen teknis ke dalam koleksinya, mengaburkan batas antara fungsionalitas dan gaya.
5. Sistem Mode Terkini dan Teknologi
Fesyen tak lepas dari perkembangan mode dan teknologi. Setelah terobosan AI generatif pada tahun 2023, pelaku fesyen perlu menjelajahi potensi generasi AI untuk meningkatkan kreativitas manusia. Tak hanya itu, permainan kekuatan fast fashion turut mempengaruhi cepatnya persaingan. Para merek memerlukan adaptasi terhadap preferensi konsumen baru sambil mengatasi taktik baru dalam hal harga, pengalaman pelanggan, dan kecepatan.
6. Perhatian Terfokus pada Merek
Pemasaran merek kembali menjadi sorotan saat industri fashion beralih dari pemasaran kinerja. Membangun hubungan emosional dengan konsumen menjadi kunci untuk keberhasilan jangka panjang merek.
7. Aturan Keberlanjutan yang Berubah
Era pengaturan mandiri di industri fashion akan berakhir dan berganti dengan peraturan baru yang berdampak signifikan pada konsumen dan pelaku fesyen. Merek dan produsen perlu membenahi model bisnis agar selaras dengan perubahan di masa depan.
8. Bullwhip Effect
Pergeseran permintaan konsumen menciptakan "bullwhip effect," menyebabkan ketidakstabilan pesanan di rantai pasokan. Pemasok perlu mengatasi tekanan dengan fokus pada transparansi dan kemitraan strategis bersama merek dan pengecer.
Ketika industri ini terus menghadapi tantangan geopolitik dan ekonomi, para pemimpin mode pada tahun 2024 akan berupaya mencapai keseimbangan yang cermat antara mengelola ketidakpastian dan memanfaatkan peluang. Karena taktik penghematan biaya sudah habis, perusahaan mungkin fokus pada peningkatan penjualan, didukung oleh strategi penetapan harga dan promosi baru.
Di seluruh industri, tentunya ada niat untuk menaikkan harga lebih dari 50 persen, menurut Survei Eksekutif BoF–McKinsey. Pada saat yang sama, berkurangnya tekanan biaya dapat memberikan potensi peningkatan kinerja. Dengan mengantisipasi dan beradaptasi dengan tren ini, perusahaan fesyen dapat mempertahankan keberlanjutan dan relevansi mereka dalam industri yang terus berubah.