Bekerja sama dengan D-Air Lab, jaket tersebut memiliki sistem pemanas internal, dan dikombinasikan dengan bantalan empuk di bagian pinggul, yang memberikan tampilan futuristik.
Dikutip dari WWD, D-Air Lab sendiri merupakan perusahaan rintisan yang memproduksi barang-barang proteksi diri seperti Antartika Suit, yang memungkinkan para ilmuwan untuk bekerja dalam suhu hingga minus 53 derajat Celsius.
"Pakaian itu sendiri merupakan bentuk perlindungan. Aspek itu sangat hadir dalam apa yang saya lakukan–perlindungan emosional serta perlindungan dalam arti yang tepat," kata Chiuri.
Sebagai seorang feminis, desainer itu juga memandang bahwa krisis yang terjadi saat ini merupakan bukti lebih lanjut dari kegagalan masyarakat yang didominasi laki-laki.
"Masalahnya adalah budaya dan patriarki. Harus ada lebih banyak perempuan dalam posisi pengambilan keputusan. Akan ada lebih sedikit perang," ujarnya.
Pertunjukan musim gugur-musim dingin menandai kembalinya Paris Fashion Week yang digelar mendekati normal sepenuhnya. Hampir semua label juga kembali mengadakan acara secara langsung seiring dengan kelonggaran pembatasan pandemi Covid-19 di Eropa.
Di sisi lain, perang yang terjadi di Ukraina membawa nada suram. Penyelenggara Paris Fashion Week mengeluarkan pernyataan agar para peserta pekan mode mengikuti acara dengan kesungguhan di tengah momen yang gelap ini.