Jakarta, FORTUNE – Orang-orang kaya yang terdefinisi sebagai miliarder dunia sedang disorot atas keputusan mereka untuk memiliki–atau membangun–ruang bawah tanah (bunker) untuk jadi tempat berlindung jika sesuatu yang menyerupai ‘kiamat’ terjadi.
Dataconomy.com memberitakan bahwa ‘latah’ baru di kalangan miliarder dunia dalam menghabiskan biaya besar untuk sebuah persembunyian bawah tanah ini memunculkan sebuah pertanyaan, “Apakah hari ‘kiamat’ benar-benar akan segera tiba?”
Pertanyaan ini cukup layak dilontarkan, mengingat seorang Mark Zuckerberg yang terkenal sangat memiiiki perhatian pada perihal kesetaraan global dan lingkungan, rela menggelontorkan biaya hingga US$270 juta atau sekitar Rp4,20 triliun (kurs Rp15.547,38 per dolar AS) untuk membangun sebuah proyek benteng bawah tanah mewah di pulau Kauai, Hawai.
Menurut dataconomy.com, penulis sekaligus ahli teori, Douglas Rushkoff, mengatakan bahwa beberapa miliarder dunia yang berbincang dengannya mengungkapkan bahwa mereka mulai mengkhawatirkan tentang masa depan. “Menekankan perlunya mempertahankan personel keamanan selama masa-masa sulit,” ujarnya seperti dikutip Senin (8/1).
Mereka, kata Rushkoff, mulai mempertimbangkan berbagai alternatif cara untuk bisa melewati masa sulit di tengah zaman yang makin sulit terprediksi. Bunker atau ruang bawah tanah pun menjadi solusi yang memberikan kalangan elit ini kepastian untuk menghadapi situasi apa pun yang bisa terjadi.