Tidak ada bahan kimia yang digunakan dalam menumbuhkan bunga camelia dan bahan organik lainnya, sehingga produk ini diklaim sangat menerapkan praktik berkelanjutan.
Selama beberapa tahun terakhir rumah mode ini menggunakan kriteria evaluasi lingkungan dalam desain produknya. Prioritasnya adalah membuat formula dari bahan baku yang memperhatikan lingkungan dan bersumber secara berkelanjutan dengan persentase yang tinggi.
Produk kecantikan ini menggunakan bahan yang 76 persennya berasal dari turunan bunga camellia seperti kelopak, biji dan serbuk sari. Dikutip dari laman WWD pada Jumat (7/1), merek ini menjelaskan bahwa bunga camellia dipilih karena kemampuannya untuk meningkatkan kekuatan lapisan atas kulit dan mempertahankan penampilan awet mudanya.
Chanel memiliki ladang camellia sendiri, di mana metode budidaya agro-ekologis digunakan dengan penelitian di laboratorium penelitian yang berbasis di Gaujacq, di barat daya Prancis. Di laboratorium itu bunga camellia dibuat menjadi minyak yang kaya akan asam protocatechuic dan antioksidan yang digunakan sebagai bahan dasar dalam lini perawatan kulit ini.
Molekul dalam minyak itu dikatakan membantu meningkatkan pertahanan kulit sambil memperlambat dehidrasi dan membuatnya tampak muda dan mengurangi permasalahan pada kulit seperti garis halus dan kerutan, pori besar, hilangnya elastisitas, dan kulit kusam serta kering.
“Ini adalah keahlian baru kami yang sekarang banyak dipelajari di dunia kedokteran dan bahan ini tidak banyak digunakan di dunia kosmetik,” kata Armelle Souraud, Direktur Komunikasi Ilmiah Internasional Chanel.
Di bagian tata rias, lini No.1 meluncurkan foundation atau alas bedak dengan kemampuan untuk mencerahkan, melembapkan, dan melindungi. Kemudian ada pelembab bibir dan pipi yang mengandung minyak camellia merah dan lilin yang berasal dari tumbuhan. Di Amerika Serikat, produk ini dibanderol dari harga US$45 dolar atau sekitar Rp649 ribu.