Jakarta, FORTUNE - Persaingan di segmen MPV mewah di Indonesia semakin ketat pada paruh pertama 2025. Merek-merek seperti Toyota Alphard, Lexus LM350h, Hyundai Staria, hingga pendatang baru Denza D9, memperebutkan hati para konsumen kelas atas dengan menawarkan kombinasi kenyamanan, teknologi, dan status sosial.
Namun, data terbaru Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan kejutan besar. Dalam enam bulan pertama 2025, Denza D9 mencatat distribusi tertinggi dengan total 5.733 unit yang dikirim dari pabrik ke dealer. Ini menjadikan Denza D9 sebagai pemuncak klasemen wholesales, mengalahkan nama-nama mapan yang selama ini mendominasi pasar.
Toyota Alphard yang kerap identik dengan mobil para pejabat dan kalangan atas hanya mencatatkan distribusi 1.390 unit, jauh tertinggal dari Denza. Di belakangnya, Lexus LM350h mencatatkan 698 unit dan Vellfire sebanyak 284 unit.
Keunggulan Denza tak hanya dari segi angka, tapi juga strategi yang cermat. Managing Partner Inventure dan pakar pemasaran, Yuswohady, mengatakan bahwa salah satu kunci sukses Denza adalah kombinasi harga dan persepsi nilai (value).
“Harga Denza D9 jauh di bawah Alphard, tapi teknologinya lebih maju. Inilah yang saya sebut sebagai killer price. Konsumen merasa mendapat lebih banyak dengan harga lebih terjangkau,” ujar Yuswohady (21/7).
Sebagai perbandingan, Alphard dijual dengan harga mulai dari Rp1,425 miliar hingga Rp1,7 miliar, sementara Denza D9 hanya dibanderol sekitar Rp950 juta. Dengan selisih harga setengah miliar lebih, konsumen mendapatkan mobil listrik dengan fitur-fitur canggih seperti sistem suspensi aktif, panoramic sunroof, kursi pijat, hingga jangkauan baterai hingga 600 km.
Menurut Yuswohady, narasi yang dibangun Denza sangat kuat: bahwa mereka bukan sekadar menjual mobil, melainkan masa depan. “Alphard itu simbol masa lalu. Denza menjual masa depan. Ini bukan hanya soal EV, tapi gaya hidup yang tech-forward dan relevan buat generasi muda kaya baru,” ucapnya.
Efek Fear of Missing Out (FOMO) juga disebut berperan besar dalam ledakan penjualan Denza D9. Sejak diperkenalkan pada ajang IIMS 2024 dan resmi dijual mulai Januari 2025, Denza langsung menjadi pusat perhatian, baik di media maupun kalangan konsumen.
“FOMO itu bukan hal sepele. Ia bisa jadi pintu masuk penting menuju adopsi pasar massal. Kalau dikelola baik, bisa menjungkirbalikkan pemimpin pasar lama,” kata Yuswohady.
Meski begitu, Denza tetap menghadapi tantangan, terutama dalam hal layanan purna jual. Dibandingkan jaringan dealer dan bengkel Toyota yang sudah mapan, BYD-Denza masih dalam tahap ekspansi. Namun langkah cepat mereka melalui kemitraan dengan PT VKTR Mobilitas dan PT BYD Motor Indonesia, serta komitmen garansi baterai hingga 8 tahun/160.000 km, menjadi nilai tambah yang menenangkan konsumen.
Dengan kombinasi harga, teknologi, dan positioning yang kuat, Denza D9 tidak hanya mengguncang pasar—tapi bisa jadi simbol perubahan preferensi konsumen premium di Indonesia.