LUXURY

8 Akuisisi Terbesar dalam Bisnis Fesyen Global 2023

Mengubah lanskap bisnis fesyen.

8 Akuisisi Terbesar dalam Bisnis Fesyen Global 2023Bernard Arnault CEO Louis Vuitton/Ed Alcock/eyevine/Redux
24 August 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Industri fesyen adalah ruang ramah lingkungan yang terus berkembang di mana tren dan gaya berubah dalam sekejap mata. Tahun ini juga terbukti menjadi musim yang cukup transformatif bagi dunia fesyen.

Mulai dari menjalin kemitraan strategis hingga merek fesyen yang dibeli oleh konglomerat besar, akuisisi fesyen terbesar pada tahun 2023 mendefinisikan ulang batasan dan membuka kemungkinan kreatif tanpa batas.

Dalam dunia fesyen yang sangat kompetitif saat ini, merger dan akuisisi (M&A) adalah cara untuk menjadi yang terdepan. Ketika merek-merek baru cenderung mendominasi pasar barang mewah dengan koleksi baru yang menyasar konsumen muda, maka tidak dapat dihindari untuk menggabungkan kekuatan dan mempercepat pertumbuhan. 

Oleh karena itu, meskipun berada di puncak performanya, merek-merek terkenal mengakuisisi saham mayoritas di perusahaan lain atau berada di bawah satu perusahaan.

Beberapa tahun terakhir terjadi gelombang kesepakatan akuisisi merek terkenal di sektor fesyen, tak terkecuali tahun 2023. Tercatat sejumlah langkah besar, seperti Tapestry yang mengumumkan akuisisi Capri Holdings hingga LVMH yang mengakuisisi grup Investasi Platinum untuk Tiffany & Co..

Pasar barang mewah global kini didominasi grup fesyen terbesar di dunia LVMH Moët Hennessy Louis Vuitton, yang dipimpin oleh Bernard Arnault. Grup ini menaungi merek-merek seperti Louis Vuitton, Loewe, Fendi, Christian Dior dan Givenchy. 

Setali tiga uang, di puncak industri fesyen juga bertengger merek seperti Louis Vuitton yang dipimpin oleh direktur kreatif Nicolas Ghesquière dan Pharrell Williams. Ada pula Gucci yang dipimpin oleh direktur kreatif Sabato de Sarno. Kemudian Dior yang dipimpin oleh Maria Grazia Chiuri. Loewe, dipimpin oleh Jonathan Anderson. Tak ketinggalan, Valentino yang dipimpin oleh direktur kreatif Pierpaolo Piccioli.

Melansir Prestige, berikut ini rangkuman sejumlah kesepakatan akuisisi terbesar di industri fashion pada tahun 2023.

1.Tapestry mengakuisisi Capri Holdings

Pada 10 Agustus, Tapestry, perusahaan pemilik Coach, Kate Spade, dan Stuart Weitzman menandatangani kesepakatan senilai US$8,5 miliar untuk mengakuisisi Capri Holdings–induk merek seperti Versace, Jimmy Choo, dan Michael Kors. Setelah kesepakatan selesai, entitas yang digabungkan akan beroperasi di bawah Tapestry.

Langkah ini menjadikan kedua rumah tersebut menghasilkan pendapatan gabungan hampir US$12 miliar dan akan melahirkan kekuatan baru dalam mode Amerika.

Langkah ini juga memberikan keunggulan bagi kolektif tersebut untuk bersaing dengan perusahaan seperti LVMH dan Kering, yang memiliki jenama kelas atas seperti Gucci, Louis Vuitton, dan Yves Saint Laurent.

Akuisisi ini juga membuka beberapa pintu bagi merek fashion ikonik tersebut. Menurut The New York Times , Tapestry kini bisa mendapatkan akses ke pasar di Eropa, Timur Tengah, dan Afrika, sementara label Capri bisa memiliki jangkauan yang lebih luas di Asia. 

Penggabungan ini juga akan memberikan peluang peningkatan karena publikasi tersebut mengatakan bahwa merek-merek tersebut dapat meningkatkan penjualan langsung ke konsumen dan menghemat biaya operasional dan rantai pasokan sebesar US$200 juta dalam waktu tiga tahun.

2. LVMH jadi pemilik saham mayoritas di Platinum Invest Group

Merek mewah raksasa LVMH Moët Hennessy Louis Vuitton pernah menjadi perbincangan utama di dunia fesyen global ketika mengakuisisi pembuat perhiasan ikonik Tiffany & Co. senilai hampir US$ 16 miliar pada tahun 2021.

Namun, perusahaan yang dipimpin oleh Bernard Arnault ini menjadi buah bibir pada April 2023 ketika mengumumkan merger dan akuisisi terbesar.

LVMH menandatangani perjanjian dengan investor Andera Partners, Bpifrance dan pemegang saham lainnya untuk mengambil saham mayoritas di Platinum Investment Group, sebuah perusahaan manufaktur perhiasan Perancis. 

Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan kapasitas produksi di Tiffany & Co, sebab turut memboyong dua produsen perhiasan terkenal Orest dan Abysse. Platinum Investment Group juga memiliki basis lima bengkel yang kuat di wilayah Grand Est Prancis. 

Didukung oleh pengetahuan yang kuat tentang rantai nilai manufaktur, perusahaan juga mempekerjakan 800 pengrajin dan pekerja di Perancis. Selain memberdayakan Tiffany & Co., lokakarya ini akan terus melayani klien mereka yang sudah ada serta membantu perusahaan perhiasan lainnya di bawah bendera LVMH, termasuk Bulgari dan Chaumet.

Kesepakatan merek ini sejalan dengan visi LVMH untuk mengubah Tiffany & Co. menjadi merek budaya pop terkemuka dengan ekspansi internasional yang pesat.

Related Topics