Jakarta, FORTUNE - Pelambatan ekonomi Cina menghadirkan tantangan besar bagi merek-merek mewah dan produsen mobil Eropa. Hugo Boss AG, Burberry Group Plc, dan Daimler Truck Holding AG mengalami penurunan laba bersih karena konsumen Cina menjadi lebih berhati-hati dalam belanja. LVMH juga melaporkan penurunan penjualan 14 persen di wilayah yang mencakup Cina pada kuartal kedua, menyebabkan sahamnya anjlok 5 persen pada Rabu (24/7) pagi di bursa saham Paris, dengan penurunan 23 persen selama 12 bulan terakhir.
Pengeluaran yang lebih sedikit untuk barang-barang Eropa berdampak besar pada merosotnya keuntungan, serta berisiko bagi harga saham, valuasi perusahaan, dan para tenaga kerja. Swatch Group, misalnya, melihat penjualan di Cina turun 30 persen pada paruh pertama tahun ini dan mengurangi produksi.
Para eksekutif berharap ini hanya gangguan jangka pendek, namun tidak jelas bagaimana Cina akan membalikkan keadaan. Negara ini menghadapi berbagai masalah, mulai dari krisis properti yang semakin dalam, konsumsi yang lemah, hingga ketegangan perdagangan yang meningkat.
Sebagai strategi, Goldman Sachs merekomendasikan investor untuk menjual saham-saham Eropa yang sebagian besar penjualannya berasal dari Cina. "Kami khawatir tentang eksposur terhadap Cina," kata Arun Sai, ahli strategi multi-aset senior di Pictet Asset Management, melansir Fortune.com pada Jumat (26/7).