Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
ilustrasi chanel (dok. timeinternational)

Jakarta, FORTUNE - Meskipun pasar utama Cina mengalami penurunan yang signifikan dan berdampak besar pada kinerja finansial merek-merek mewah, seorang eksekutif Chanel memperingatkan bahwa ancaman yang lebih besar justru berasal dari oversaturasi dan "luxury fatigue" atau "kelelahan mewah." 

Frederic Grangie, kepala divisi jam tangan dan perhiasan di Chanel, mengungkapkan hal ini dalam wawancara dengan surat kabar Swiss, *Le Temps*, dan menilai bahwa 2025 serta 2026 akan menjadi tahun yang "rumit" bagi industri mewah.

Setelah tiga tahun pertumbuhan yang kuat, industri ini kini menghadapi penurunan permintaan dari Cina akibat krisis pasar properti dan tingginya angka pengangguran di kalangan kaum muda.

Pemimpin industri mewah LVMH melaporkan penurunan penjualan sebesar 4,4 persen pada kuartal ketiga, terutama disebabkan oleh kondisi pasar di Cina, sementara penjualan Kering, pemilik Gucci, turun hingga 15 persen. Demikian dilaporkan Fortune.com.

Editorial Team