Jakarta, FORTUNE - Sejak 7 Februari, antrean panjang terjadi setiap hari di luar Louis Vuitton Island Maison di Marina Bay Sands. Namun, para pengunjung bukan memburu untuk tas Speedy atau Alma yang terkenal dari merek mewah Prancis, tetapi untuk coklat yang diterbangkan dari Paris.
Melansir The Straits Times, pada Senin (25/3) peminat Le Chocolat Maxime Frederic di Louis Vuitton, berkembang pesat sehingga camilan manisnya hilang dari rak pada sore hari. Harganya berkisar dari US$35 untuk sebatang coklat hingga US$460 untuk Vivienne on Malle, patung yang terinspirasi oleh Vivienne Music Box karya Louis Vuitton.
Semakin banyak merek fesyen yang merambah dunia kuliner, memadukan gaya dengan keahlian memasak untuk menciptakan pengalaman unik bagi pelanggan mereka.
Dr Samer Elhajjar, dosen senior di departemen pemasaran NUS Business School, mengatakan peningkatan mint pelanggan bukanlah tren yang tiba-tiba, tapi merupakan langkah strategis untuk melibatkan konsumen saat ini.
“Rumah mode, yang selalu mencari sudut pandang baru, memperluas wawasan mereka di luar pakaian. Mereka memanfaatkan keinginan untuk mendapatkan pengalaman yang lebih dari sekadar menjual barang. Dengan merambah ke dunia kuliner, merek tidak hanya mendiversifikasi sumber pendapatan, namun juga menciptakan jalur baru untuk interaksi konsumen dan loyalitas merek," ujarnya.