Jakarta, FORTUNE - Badan pengawas privasi Hong Kong menyelidiki kebocoran data Louis Vuitton. Insiden ini berdampak terhadap sekitar 419.000 pelanggan jenama mewah tersebut.
Dilansir dari Reuters, Informasi yang bocor meliputi nama, detail paspor, alamat, dan alamat email serta nomor telepon, riwayat belanja, dan preferensi produk konsumen, menurut Kantor Komisioner Privasi untuk Data Pribadi Hong Kong.
Namun, tidak ada informasi pembayaran yang terekspos, kata Louis Vuitton dalam sebuah pernyataan melalui email.
Pihak tak resmi diketahui telah mengakses beberapa data klien. Louis Vuitton sedang bekerja sama dengan "regulator terkait dan klien yang terdampak," menurut perusahaan.
Badan pengawas Hong Kong mengatakan telah melakukan penyelidikan terhadap Louis Vuitton Hong Kong, termasuk apakah ada keterlambatan pelaporan terhadap pihak berwenang. Jenama Prancis tersebut menyatakan menemukan aktivitas mencurigakan pada sistem komputernya pada 13 Juni. Mereka juga menemukan pelanggan Hong Kong yang terdampak pada 2 Juli, dan kemudian melaporkan pelanggaran tersebut kepada badan pengawas pada 17 Juli.
Louis Vuitton telah melaporkan pelanggaran serupa dalam operasinya di Korea Selatan dan Inggris awal bulan ini.