Jakarta, FORTUNE - Industri jam tangan mewah Swiss, yang selama ini bergantung pada permintaan kuat dari pasar Cina, kini menghadapi tantangan besar. Menurut data Federation of the Swiss Watch Industry, ekspor jam tangan dari Swiss mengalami penurunan 3,3 persen secara tahunan (YoY) pada paruh pertama tahun ini.
Penurunan terbesar terjadi di Cina dengan 21,6 persen, disusul Hong Kong yang turun hampir 20 persen. Kondisi ini memaksa pelaku industri untuk meninjau kembali strategi mereka demi meminimalkan kerugian.
Pasar yang dulunya menjadi andalan, kini menunjukkan pelemahan. Melansir Jing Daily pada Selasa (24/9) Ketua Richemont, Johhan Rupert, yang merupakan pemilik merek-merek besar seperti Cartier dan Jaeger-LeCoultre, dalam rapat umum tahunan menyatakan bahwa lonjakan permintaan untuk jam tangan mewah global telah mereda. Ia menekankan pentingnya penyesuaian produksi demi menghadapi pasar yang lesu, terutama di Cina dan Hong Kong.
Perusahaan Richemont sendiri hanya mencatatkan peningkatan penjualan sebesar 1 persen pada kuartal pertama 2024. Penjualan di kawasan Asia-Pasifik mengalami penurunan 18 persen, sementara di Tiongkok Raya merosot hingga 27 persen.
Tidak hanya Richemont, berbagai produsen jam tangan Swiss lainnya juga mengalami kondisi serupa, dengan penurunan permintaan dipengaruhi oleh tingginya tingkat pengangguran di kalangan muda Cina, lesunya pasar properti, serta rendahnya kepercayaan konsumen.