Pada tanggal 24 April, 1778 sekelompok intelektual Belanda mendirikan lembaga ilmiah dengan nama Bataviaasch van Kunsten en Genotschap Wetenschappen, (Batavia Society for Seni dan Ilmu Pengetahuan). Badan swasta ini memiliki tujuan mempromosikan penelitian di bidang seni dan sains, terutama dalam sejarah, arkeologi, etnografi dan fisika, dan menerbitkan berbagai temuan.
Salah satu pendiri JCM Radermacher, menyumbang pembangunan dan koleksi benda budaya dan buku-buku, yang memiliki potensi besar untuk memulai sebuah museum dan perpustakaan bagi masyarakat.
Museum pertama dan terbesar di Asia Tenggara ini diresmikan pada tahun 1868 oleh Persatuan Kesenian dan Ilmu Pengetahuan Batavia, tapi secara institusi Museum ini lahir pada tahun 1778, saat pembentukan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen oleh pemerintah Belanda (sekarang Lembaga Kebudayaan Indonesia).
Saat ini Museum Nasional lebih dikenal sebagai Museum Gajah semenjak patung gajah yang dihadirkan oleh Raja Chulalongkorn dari Thailand pada 1871 berdiri di depan museum. Namun, pada 28 Mei 1979, namanya resmi menjadi Museum Nasional Republik Indonesia.
Di museum tertua di Indonesia ini, Anda akan menyaksikan berbagai peninggalan dari berbagai era. Berbagai benda yang dipamerkan di museum ini bisa menjawab kehidupan pra sejarah nenek moyang kita dulu. Anda bahkan bisa mengenal peradaban bangsa lain.
Berbagai benda-benda prasejarah yang dipamerkan mulai dari zaman batu seperti artifak, fosil, menhir, arca-arca kuno, prasasti, barang kerajinan dan senjata purba yang berasal dari pelosok Nusantara. Semua koleksi di dalamnya masuk dalam kategori etnografi, perunggu, prasejarah, keramik, tekstil, numismatik, relik sejarah, dan benda berharga. Koleksi etnografi museum ini merupakan yang terlengkap di dunia.
Ada pula koleksi keramik dari dinasti Han, Tang dan Ming yang termasuk salah satu koleksi keramik terbesar di dunia, keramik-keramik Asia Tenggara, juga benda-benda kebudayaan Hindu-Jawa. Benda-benda di museum tertua di Indonesia ini dapat membawa Anda mengenang sejarah Indonesia.