Jakarta, FORTUNE- Kisah-kisah luar biasa dari rumah dan studio keluarga Louis Vuitton di Asnières, barat laut Paris, menjadikannya karya warisan maison yang hidup dan bernafas. Jantung bersejarah ini menjadi rumah keluarga, tempat lahirnya keahlian, museum, dan arsip.
Perjalanan rumah dan studio legendaris ini diceritakan Benoit-Louis Vuitton, keturunan generasi keenam dari keluarga Vuitton. Melansir Prestige, Benoit-Louis Vuitton mengadakan kunjungan virtual khusus untuk merayakan kehidupan dan warisan sang pendiri, yang lahir pada 4 Agustus 1821.
Memulai tur virtual di ruang makan rumah keluarga Vuitton yang dibangun oleh pada tahun 1878. Kemudian dipugar dengan penambahan yang lebih rumit pada tahun 1900 oleh putra Louis, George-Louis. Rumah ini mengabadikan perjalan Louis Vuitton yang potret masa mudanya dilukis dalam kanvas karya Yan Pei-Ming pada 2015– terinspirasi dari potret Louis Vuitton karya Reutlinger yang dilukis sekitar tahun 1892.
“Louis berasal dari pedesaan, jadi bagian pertama dari rumah yang dibangunnya mencerminkan sifatnya yang sangat sederhana, bersahaja, fokus pada pekerjaannya,” kata Benoit-Louis.
Di ruang makan, ada pajangan kecil dari koper yang digunakan untuk baju pengantin - linen, barang-barang rumah tangga, dan barang-barang lainnya yang dikumpulkan oleh pengantin wanita untuk pernikahannya - yang dikumpulkan oleh Gaston, cucu Louis Vuitton. Semuanya dihiasi dengan motif seperti burung lovebird yang melambangkan cinta dan kekayaan kehidupan keluarga.
“Gaston adalah kolektor gila segalanya dan apa saja. Berkat dia, kami mulai mengumpulkan arsip, dengan ratusan ribu dokumen dan objek, dan tidak hanya dari Louis Vuitton,” ujarnya.
Dia menambahkan, Putra Louis, George-Louis, adalah orang Paris sejati, dan juga yang pertama dalam keluarga yang dididik di sekolah, belajar berbicara bahasa Inggris, dan juga bepergian ke Inggris di mana dia mendirikan toko pertama di luar Prancis.
“Dia memperbesar rumahnya, dan bagian kedua ini jauh lebih 'kaya',” katanya.
Memang, ruang tamu, tambahan oleh George-Louis, bergaya Art Nouveau, dengan cetakan langit-langit, jendela kaca patri, perapian keramik hijau dekoratif dengan motif bunga, patung perunggu Louis Vuitton, dan bagasi kanvas bergaris – salah satu koper Louis Vuitton sebelumnya – digunakan sebagai meja kopi.
Di lingkungan yang 'kaya' ini, dianggap modern dan inovatif pada masanya, pemasok disambut – untuk menunjukkan betapa sukses dan kreatifnya bisnis tersebut.