Kenapa Golf Identik dengan Orang Kaya? Ini 7 Alasannya

Intinya sih...
Perlengkapan golf mahal, mulai dari stik hingga perlindungan cuaca.
Biaya lapangan dan keanggotaan klub golf sangat tinggi.
Bermain golf memerlukan waktu, fleksibilitas jadwal, dan sering kali dianggap sebagai sarana sosial dan bisnis.
Golf selalu memiliki kesan eksklusif. Ketika mendengar kata "golf", biasanya orang langsung membayangkan lapangan hijau luas dan banyak tokoh sukses maupun publik figur menjadikannya bagian dari rutinitas.
Hal tersebut memunculkan rasa penasaran. Adakah alasan kenapa golf identik dengan orang kaya? Bagi Anda yang ingin mengetahui jawabannya, mari simak lebih dalam alasan mengapa olahraga golf sangat erat kaitannya dengan gaya hidup mewah.
1. Perlengkapan golf tidak murah
Hal pertama yang perlu Anda ketahui tentang golf adalah tingginya biaya awal untuk mulai bermain olahraga ini. Jika olahraga lain perlu satu bola dan sepatu, golf membutuhkan set perlengkapan yang cukup kompleks.
Perlengkapan standar meliputi satu set stik golf (irons, woods, wedges, dan putter), tas golf, sepatu khusus, bola golf, serta tee. Bagi pemain golf yang sudah cukup profesional, biasanya mereka menggunakan perlengkapan tambahan seperti alat pengukur jarak (range finder), sarung tangan, topi, hingga payung.
Di e-commerce, satu set stik golf bisa dibanderol mulai dari Rp4 jutaan hingga belasan juta rupiah. Di sisi lain, biaya total untuk perlengkapan baru secara keseluruhan dapat mencapai lebih dari Rp50 juta jika Anda memilih merek premium.
Bila melihat harga perlengkapan golf, tidak mengherankan jika olahraga ini lebih sering diasosiasikan dengan mereka yang memiliki penghasilan tinggi atau mereka dari golongan kaya.
2. Biaya lapangan dan keanggotaan
Lapangan golf memerlukan lahan luas, perawatan khusus, dan fasilitas tambahan agar nyaman digunakan. Biaya bermain golf per ronde bisa mencapai ratusan ribu hingga jutaan rupiah.
Banyak lapangan menerapkan sistem keanggotaan dengan biaya tahunan yang tinggi. Beberapa klub elite bahkan mengenakan biaya puluhan juta rupiah per tahun hanya untuk menjadi anggota.
3. Memerlukan waktu dan fleksibilitas jadwal
Alasan lain kenapa golf identik dengan orang kaya adalah olahraga ini perlu waktu yang lumayan lama. Bermain satu ronde golf bisa memakan waktu 4 hingga 6 jam. Waktu tersebut belum termasuk waktu perjalanan, persiapan, atau istirahat di sela permainan.
Jadi, dibutuhkan fleksibilitas waktu yang sering kali hanya dimiliki oleh para pensiunan, pengusaha, atau profesional. Mereka biasanya punya kebebasan dalam mengatur jadwal kerja mereka. Di sisi lain, kalangan kelas menengah ke bawah umumnya terikat pada jam kerja tetap yang tidak memungkinkan untuk meluangkan waktu sebanyak itu.
4. Sebagai sarana sosial dan bisnis
Golf bukan hanya soal olahraga, melainkan juga medium untuk membangun relasi. Banyak kesepakatan bisnis, diskusi proyek, atau perbincangan informal antara kolega terjadi di lapangan golf.
Suasana yang santai, jeda antar pukulan, serta durasi permainan golf yang panjang menciptakan ruang ideal untuk percakapan mendalam. Maka dari itu, golf dianggap sebagai sarana strategis dalam memperluas jaringan, baik secara sosial maupun profesional.
Tidak sedikit orang bergabung ke klub golf untuk meningkatkan status sosial atau membuka peluang bisnis baru. Golf bukan olahraga biasa yang dilakukan demi hobi semata.
5. Olahraga yang rileks
Golf dimainkan di tengah alam terbuka dengan lanskap yang indah dan tertata rapi. Suasana hijau, udara segar, dan ketenangan lapangan menjadi daya tarik tersendiri.
Bagi banyak orang, golf menjadi momen melepas stres dari tekanan pekerjaan atau rutinitas sehari-hari. Bermain golf juga bisa disesuaikan dengan preferensi pribadi.
Anda bisa bermain sendiri untuk refleksi diri atau bermain bersama teman untuk bersosialisasi. Fleksibilitas ini membuat golf cocok sebagai hobi jangka panjang, terutama bagi mereka yang mencari kombinasi antara relaksasi dan tantangan.
6. Lapangan golf berlokasi di area pemium
Sebagian besar lapangan golf berada di lokasi yang prestisius atau terpencil dan asri, seperti kawasan pegunungan, resort mewah, atau dekat perumahan elite. Hal ini menambah kesan eksklusif karena tidak semua orang memiliki akses mudah ke lokasi tersebut.
Beberapa lapangan golf juga dilengkapi dengan fasilitas tambahan seperti spa, restoran fine dining, atau area pertemuan bisnis. Adanya fasilitas tersebut semakin memperkuat citra golf sebagai bagian dari gaya hidup mewah.
7. Citra elit dalam media dan budaya populer
Tak dapat dimungkiri, citra golf sebagai olahraga elite turut diperkuat oleh media dan budaya populer. Iklan merek-merek mewah, sponsor acara golf internasional, hingga penokohan dalam film dan serial televisi menampilkan golf sebagai simbol status sosial tinggi.
Meskipun kini sudah banyak program komunitas dan sekolah yang mencoba memperkenalkan golf kepada generasi muda dari berbagai latar belakang, persepsi bahwa golf adalah olahraga orang kaya masih cukup melekat.
Meskipun secara teknis golf bisa diakses oleh siapa saja, realitanya masih banyak aspek yang menjadikannya eksklusif. Namun, saat ini tren bermain golf mulai berubah. Semakin banyak driving range (tempat latihan memukul bola golf) yang menawarkan harga terjangkau untuk pemula.
Bahkan, kini tersedia komunitas golf inklusif yang mendorong siapa pun untuk mencoba bermain, tanpa harus menjadi anggota klub mahal. Selain itu, peralatan golf second-hand dan lapangan publik juga mulai banyak tersedia sehingga golf menjadi lebih aksesibel bagi masyarakat luas.
Jika ditekuni, golf bukan semata-mata simbol kemewahan, melainkan juga olahraga yang penuh strategi dan nilai sosial. Bila Anda ingin mencobanya, jangan ragu untuk mulai dari skala kecil dan terus belajar.